tag:blogger.com,1999:blog-79824454505820370122024-03-05T12:46:17.670+07:00secangkir goresan pena"Karena kisah ini adalah gertakan dari histori hidup penuh makna."Unknownnoreply@blogger.comBlogger249125tag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-20105957988643336882020-09-20T23:52:00.002+07:002023-09-02T17:32:49.538+07:00Perjalanan Itu<span class="fullpost">
</span><div><span style="text-align: justify;">Ternyata perjalanannya hingga menjadi seorang Ibu itu memang tidak mudah.</span></div><div><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;">Dimulai dari kabar bahagia di usia pernikahan ke-3 bulan, yang setelahnya di usia kehamilan 6 minggu Allah ambil kembali kabar bahagia itu. Lalu dampak "kehilangan" yang mengakibatkan siklus haid yang menjadi tidak teratur sampai terkadang ada bulan yang aku tidak haid sama sekali. Kejadian-kejadian lain yang membuat aku dan Suami menjadi terpecah fokusnya. Hingga akhirnya Allah titipkan kembali sebuah janin di satu bulan setelah Ummi meninggal, yang Alhamdulillahnya kini sedang bertumbuh menjadi seorang anak perempuan yang selalu memberikan kejutan di setiap harinya.</div><div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku masih ingat sekali, saat pertama kali melakukan usg di usia kehamilan 8 minggu, kata dokternya di rahimku belum ada apa-apanya. Baru ada penebalan dinding rahim, belum ada kantung kehamilan, apalagi janinnya. Malah katanya di rahimku ada kistanya, dengan ukuran yang cukup besar. Kebayang dong rasanya waktu itu kayak apa. Padahal aku usg transvaginal. Sempat juga dokternya bilang bisa jadi aku mengalami kehamilan ektopik, atau hamil di luar rahim. Aku disuruh balik lagi dua minggu kemudian untuk dilihat lagi perkembangannya. Makin nggak karuan rasanya waktu itu. Aku jadi kepikiran, bolak-balik cari-cari bacaan di <i>google </i>tentang kehamilan ektopik yang ciri-cirinya persis kayak yang lagi aku alamin. Sampai dimarahin sama Suami karena katanya nyari-nyari info kayak gitu tuh cuma bikin tambah stress aja dan malah ngaruh ke kandungan. Tapi kan ya gimana ya, udah 8 minggu tapi belum ada tanda-tanda apapun, yang bakan kantong kehamilannya aja belum ada kan bikin khawatir juga. Apalagi dengan pernyataan dokternya yang juga bikin was-was.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan karena mungkin Suami kasihan ngelihat aku yang malah jadi susah tidur <i>plus </i>bolak-balik ngecekin hp terus sambil sesekali nangis, jadinya dia ngajakin aku buat usg lagi di rumah sakit yang berbeda di minggu depannya. Katanya bisa jadi rumah sakit sebelumnya yang salah, karena dokternya yang <i>miss</i> atau memang alatnya yang kurang canggih. Hasilnya? Alhamdulillah, ada kantung kehamilan dan janinnya katanya. Dan di situlah aku dan Suami pertama kalinya mendengar detak jantung janin yang ada di rahimku, yang tentunya sukses bikin kami terharu tapi tetap berusaha <i>stay cool</i> karena malu sama bu dokter dan bu bidan di sana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Lalu saat usia kehamilan antara 18-20 minggu kalau tidak salah. Saat aku ikut acara kantor Suami disaat memang masih mual-mualnya, aku muntah-muntah di dalam bus saat perjalanan dari Singapura ke Kuala Lumpur. Bahkan kepala pun sempat terasa sakit sampai tidak bisa ngapa-ngapain sesaat setelah sampai di kamar hotel di hari pertama. Kadang aku masih ngerasa nggak enak sampai sekarang, karena Suami jadi memilih untuk memisahkan diri dari teman-temannya dan malah sibuk ngurusin aku yang lemas tak berdaya di kamar hotel. Muter-muter sendiri buat nyari rumah makan yang halal dengan mengandalkan peta yang diambilnya dari bandara. Nggak ikut teman-temannya foto-foto di Marina Bay dan tempat-tempat lainnya karena akunya nggak bisa kemana-mana, juga nggak mau ninggalin aku sendirian meskipun aku bilang nggak apa-apa. Ya, meskipun keesokan harinya tetap ke sana bareng sama <i>tour guide-</i>nya, tapi tetap saja suasana malam hari dengan siang hari itu terasa berbeda. Apalagi waktu itu memang lagi panas-panasnya. Jadi liburan yang seharusnya menyenangkan dan bisa dinikmatin sepuas-puasnya malah jadi ketahan-tahan karenanya akunya yang dikit-dikit tumbang.</div></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Juga masa-masa kehamilan selanjutnya saat aku terus mual-mual dan muntah hingga trisemester ketiga. Tekanan darah yang selalu tinggi saat kontrol ke rumah sakit dan baru kembali normal di minggu-minggu akhir sebelum persalinan. Berat badan yang tidak kunjung naik tapi tidak juga turun, cuma kata dokter nggak apa-apa karena berat badan janinnya terus bertambah, yang artinya aku malah semakin kurus setiap bulannya. Asi yang mulai merembes di usia kehamilan yang sepertinya tigapuluhan minggu karena aku lupa tepatnya berapa. Tubuh yang mulai tidak bersahabat untuk diajak masak dan beberes rumah. Rasanya berat sekali kalau sehabis duduk di lantai selepas nemenin Azizah berkreasi di dapur--untuk melepas penat selama sekolah di rumah--setiap harinya. Hingga kejadian-kejadian lain yang tak kalah mengejutkannya di minggu-minggu terakhir sebelum akhirnya Aqila lahir ke dunia dengan spontan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Iya, jadi Aqila itu lahir di usia kehamilan 37 minggu. Dengan spontan karena memang waktu itu pas lagi jadwalnya kontrol ke rumah sakit untuk usg dan cek pinggul, ternyata aku sudah bukaan dua. Nggak kepikiran kalau bakal mau lahiran dekat-dekat hari itu karena memang aku belum ngerasain yang namanya mules-mules. Sekali aja waktu pagi-pagi sebelum ke rumah sakit. Itupun nggak tau kalau itu kontraksi karena lagi capek sehabis beberes dan mau sarapan, tapi badan rasanya nggak karuan dan perut agak sakit sampai susah duduk tegak, jadi fokusnya ke gimana cara aku bisa makan karena aku udah laper huhu. Lalu karena kurang istirahat jadi kurang geraknya sampai pembukaannya berjalan agak lambat. Sampai diinduksi yang rasanya berkali-kali lipat dari kontraksi biasa. Sampai akhirnya Alhamdulillah Aqila bisa lahir di hari besoknya tanpa kurang satu apapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasanya kayak berat banget tapi Alhamdulillah bisa kuat ngejalaninnya berkat Suami yang memang luar biasa hebatnya. Mau dimintai tolong beli ini-itu selama hamil yang kadang mintanya serba dadakan. Sering ngebantuin beberes rumah tanpa dimintai tolong meskipun dia sendiri lagi sibuk-sibuknya sama kerjaan. Suka mijitin aku kalau aku lagi ngerasa capek padahal dia juga lagi capek seharian duduk di depan laptop. Dan kebaikan-kebaikan lainnya yang terus berlanjut sampai minggu-minggu setelah persalinan. Malah semakin banyak kebaikannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Suami benar-benar berusaha memfokuskan pikiranku di masa-masa nifas itu hanya untuk istirahat dan menyusui Aqila. Nggak boleh masak ataupun beberes rumah. Alhamdulillahnya ada teman Ummi yang buka rumah makan dan mau cateringin setiap harinya. Malah sering dibikinin asi <i>booster </i>dan juga sesekali porsi makanannya dilebih-lebihkan dari yang seharusnya. Kemudian semua baju, kain-kain dan popok kain punya Aqila yang jumlahnya bisa sampai puluhan setiap harinya pun dia yang cuci pakai tangan setiap paginya. Dan masih berlanjut sampai sekarang, yang Alhamdulillahnya sudah berkurang karena sudah tidak pakai popok kain lagi sebab Aqila sudah terlalu aktif, mulai bisa menguasai kasur jadi udah harus dipakaikan pospak. Padahal sehabis mandi dan sarapan itu biasanya dia langsung serius di depan laptop sampai malam. Tapi masih menyempatkan diri untuk nyuci-nyuci piring atau ngejemur pakaian yang sorenya udah dia cuci pakai mesin. Kadang-kadang juga nyapu-ngepel rumah di sela-sela kerjanya. Bahkan masih menyempatkan diri buat nyuapin aku makanan berat ataupun ringan kalau-kalau di jam-jam yang seharusnya aku makan itu, aku masih menyusui Aqila. Atau ngompres tanganku malam-malam biar aku bisa tidur pakai kain hangat karena tangan yang pegal sampai sakit, waktu awal-awal aku belum terbiasa dengan proses menyusui. Atau melakukan segala cara biar aku ngerasa baikan ketika pd lecet dan bengkak sampai ke ketiak--yang bikin aku nggak bisa bebas bergerak dan sedikit demam--di minggu-minggu awal. Dan aku sama sekali nggak boleh ngebantuin apa-apa.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai-sampai agak susah minta izinnya untuk mulai masak dan beberes rumah lagi di sebulan pertama meski bilang kalau aku udah sanggup aktifitas lagi kayak biasa. Jadi benar-benar baru dapat izin selepas masa nifas tapi tetap soal nyuci baju Aqila, ngepel, belanja bahan makanan ataupun belanja bulanan dia yang lakuin. Padahal selepas persalinan itu nggak ada satupun keluarga yang ngebantuin selain adik-adik yang cuma bisa dimintain tolong buat ngejagain Aqila sebentar-sebentar aja karena mereka juga sibuk sama kuliah dan sekolah <i>online-</i>nya. Makanya soal memandikan Aqila di hari-hari awal itu kami jadi minta bantuan mbak bidan. Soalnya agak nggak berani juga, takut salah perawatannya. Alhamdulillahnya ada mbak bidan yang bisa dimintain tolong buat mandiin Aqila dua kali setiap harinya meski ada biayanya. Tapi cuma sampai tali pusarnya puput aja karena kalau diterusin lama-lama bisa banyak juga pengeluarannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Agak sedikit kepikiran dan sampai kadang-kadang nangis juga waktu ngejalaninnya dulu. Karena mikirnya orang-orang kebanyakan banyak yang ngebantuin, terutama bantuan dari orang yang lebih tua, tapi kok ini aku apa-apanya cuma berdua sama Suami. Apalagi di malam pertama nginep di rumah sakit itu aku di kamar cuma sama Suami, sampai kami bolak-balik manggilin mbak bidannya kalau-kalau lagi ada yang kami nggak tahu. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ada hikmahnya juga. Aku dan Suami jadi udah kayak lebih mandiri dan terbiasa ngurusin bayi, terutama soal berani memandikan bayi yang masih merah dan kecil gitu langsung di bak mandinya. Karena Suami di minggu-minggu awal itu malah pengennya ikutan ngemandiin Aqila pagi-pagi selepas berjemur, jadi aku bagian ngemandiin sorenya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.</i></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan sekarang usia Aqila udah mau masuk ketiga bulan. Aku udah mulai <i>goodbye</i> sama begadangan karena udah nggak pernah lagi harus kebangun malam-malam. Alhamdulillah mungkin Aqila mulai mengerti kondisi Aba dan Ummanya, jadi jarang sekali rewel atau kayak harus digendong-gendong biar tenang. Paling hanya kalau mau tidur jadi sedikit manja karena harus ngedusel dulu di badan aku, atau siang-siang bakal nangis-nangis manja kalau Abanya kelewat nggak ngerespon pas dia lagi ngoceh-ngoceh. Kenapa aku bilang manja soalnya nangisnya setengah-setengah dan sambil ngoceh, jadi kayak lagi ngadu-ngadu gitu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah Allah mudahkan disetiap langkah aku dan Suami dalam belajar menjadi orang tua setiap harinya. Mungkin memang nggak langsung bisa dan nggak sempurna, tapi nggak apa-apa, pelan-pelan aja. Namanya juga masih belajar. Dan Alhamdulillah juga, Allah berikan aku Suami yang sangat mengerti dan mau mengikuti prosesnya. Juga Aqila yang selalu sabar dan menerima aku sebagai Ummanya yang masih banyak kurangnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><i>Alhamdulillah.</i></div>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-51934945764420341322020-07-30T00:06:00.001+07:002020-07-30T00:06:35.207+07:00Bacaan<div style="text-align: justify;">
Ingin menambah buku bacaan, tapi bingung mau membaca apa dan yang bagaimana. Artikel di luar sana sudah semakin banyak yang tidak masuk akal..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nb. Halo blog, sudah lama tak bersua, ya :)</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-73399132332669288862020-05-03T15:25:00.000+07:002020-05-03T15:25:01.495+07:00#ShopAndCook Kamis-Jumat, 30 April-1 Mei 2020<div style="text-align: justify;">
Seperti biasa, hari ini aku mau ngelist daftar belanjaan 2-mingguan. Karena saat ini sedang bulan suci Ramadhan, jadi stok makanannya sedikit berkurang, yah. Insya Allah sudah disesuaikan dengan daftar menu masakan sehari-hari yang sudah direncakan beberapa hari sebelumnya. Alhamdulillahnya juga, semenjak menerapkan belanja per porsi makanan, bahan makanan 2 minggu kemarin sama sekali tidak bersisa. Kecuali bumbu-bumbu seperti bawang putih, bawang merah, rimpang-rimpangan, dan bumbu-bumbu lainnya yang distok berberapa kilo karena mudah juga belinya, di tukang sayur lewat atau warung dekat rumah juga insya Allah pasti ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oke, langsung saja ya, berikut daftar belanjaan 2-mingguan hari kamis dan jumat kemarin.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgML_OPl5jcT-5QWoT1GoPHv46VJ51TeR2p77dVi-BYKXq9eSqHnZUQB1HhJcDLU4QUtEE9QBBUCaevSygOYtvFTwHiIO28HRcFtqssSFUkYEjlCl2dUnBUqXO5ycKjbfOo8cUPoxcmEeHp/s1600/01052020.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="456" data-original-width="1600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgML_OPl5jcT-5QWoT1GoPHv46VJ51TeR2p77dVi-BYKXq9eSqHnZUQB1HhJcDLU4QUtEE9QBBUCaevSygOYtvFTwHiIO28HRcFtqssSFUkYEjlCl2dUnBUqXO5ycKjbfOo8cUPoxcmEeHp/s1600/01052020.png" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Paha atas potong biasa 2 kg (@29.000/kg, total 58.000)</li>
<li>Paha potong rica 1/2 kg (@29.000/kg, total 14.500)</li>
<li>Sayap ayam 1,5 kg (@28.000/kg, total 42.000)</li>
<li>Dada ayam fillet tanpa kulit 1,5 kg (@43.000/kg, total 64.500)</li>
<li>Dada ayam fillet dengan kulit 750 gr (@41.000/kg, total 30.750)</li>
<li>Rempela ati 5 buah (10.000)</li>
<li>Lele 1 kg (22.000)</li>
<li>Mujaer 5 ekor + Melem 2 ekor (17.500)</li>
<li>Daging sapi 1 kg (120.000)</li>
<li>Bandeng presto 4 ekor (36.000)</li>
<li>Telur ayam 1 kg (24.000)</li>
<li>Bakso frozen 1 bungkus (20.000)</li>
<li>Tahu isi 10, 3 buah (@5.000/bungkus, 15.000)</li>
<li>Wortel 6 bh & kentang 2 kg (39.000)</li>
<li>Kemiri 1 bungkus, terong 2 bh, jamur tiram 1 bungkus, jagung 2 bh, sawi putih, pokcoy 1 ikat, caisim 1 ikat, pindang keranjang 6 ekor (50.000)</li>
<li>Daun bawang & seledri 1 ikat (5.000)</li>
<li>Telur puyuh 1 bungkus (4.000)</li>
<li>Kunyit 1 ons (4.000)</li>
<li>Buncis 1 bungkus & kangkung 3 ikat (13.000)</li>
<li>Tempe 2 papan besar (13.000)</li>
<li>Cabe rawit domba 1/4 kg (4.000)</li>
<li>Asam jawa 10 bh (4.000)</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Jadi total keseluruhannya itu 610.250 yah π Beberapa bahan memang nggak sempat kefoto karena langsung disimpan atau diolah. Kayak rempela ati yang langsung aku rebus terus masukin wadah tertutup, paha atas yang langsung aku ungkep biar pas mau masak tinggal digoreng aja, sama beberapa bahan lainnya yang langsung aku masukin <i>freezer</i> karena baru mau diolah di minggu kedua, jadi biar bisa bertahan lama. Terus juga kemarin sempat bikin nugget ayam sendiri dan adik-adik pada suka, katanya mirip sama nugget kemasan, jadi 1/2 kg dada ayamnya juga langsung aku olah jadi nugget.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pas habis belanja begini terus harus ngolah dan masukin bahan-bahannya ke wadah tertutup emang butuh <i>effort</i> yang besar. Apalagi di bulan puasa begini yang capeknya jadi lebih terasa. Tapi nilai <i>plus</i>-nya adalah jadi lebih memudahkan buat persiapan masak besok-besoknya karena waktu mau diolah, nggak begitu repot karena beberapa <i>step</i> udah dicicil. Apalagi buat makanan sahur ya π Lebih simpel dan nggak pake lama. Oh iya, itu memang sengaja beli tempe 2 papan sebesar itu karena mau bikin kering tempe buat stok selama bulan puasa. Buat nambah-nambah lauk yang praktis karena bisa disimpan 1-2 minggu wkwk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ini Insya Allah minggu depannya cuma tinggal nambahin beberapa sayuran hijau aja yang memang sengaja dibagi per minggu karena takut nggak awet kalau langsung distok di awal. Kalau dari perkiraan harga minggu ini sih (karena paling belinya itu-itu lagi, kayak kangkung, pokcoy sama daun bawang seledri), total tambahannya kira-kira sekitar 30.000-an. Jadi kemungkinan total keseluruhan belanja mingguan kali ini itu sekitar 640.250 yah. Kalau dibagi buat 6 orang, berarti sekitar 106.810/14 hari. Jadi perharinya setiap orang menghabiskan dana sebesar 7700-an yah. Alhamdulillah, murah sekali kaaaaan π<br />
<br />
Semoga bermanfaat yaaaa!</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-77257760561068622212020-04-20T20:58:00.001+07:002020-04-20T20:58:26.935+07:00Curhatan Ala Mamak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di bulan-bulan sebelumnya, aku biasa "memberi" jatah libur memasak selama satu hari per minggunya. Sebenarnya Pak Suami sih membebaskan aku untuk memilih apakah mau masak atau beli makan di luar. Maksudnya, kalau emang lagi pengen masak ya masak, lagi nggak pengen ya tinggal beli di warung dekat rumah atau <i>delivery</i> saja. Tapi tentunya sebagai mamak-mamak baru yang udah mulai mikirin alur pemasukan dan pengeluaran, semalas apapun, rasanya lebih milih untuk lebih banyak masaknya daripada beli jadinya karena tentunya pasti lebih murah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Habisnya, dulu sewaktu awal-awal menikah dan masih lebih sering "jajan" di luar, penghasilan Suami jarang ada sisanya. Pasti habis, dan malah terkadang kurang sampai harus mengorek-orek isi tabungan. Jadi nggak bisa berselancar di dunia "per-onlineshop-an" sering-sering dan nggak ada sisa biaya untuk liburan, karena yang ada malah tabungannya jadi semakin terkikis. Padahal yang dilakukan cuma makan dan makan, yang sebenarnya juga bukan makanan yang mewah-mewah banget. Jadinya meskipun banyak jajannya, tapi rasanya tetap saja meringis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu sewaktu mulai pindah ke rumah orang tua dan qodarullah kondisi alm. Ummi tidak memungkinkan untuk sering-sering makan makanan luar, aku jadi "dipaksa" untuk lebih sering memasak sendiri di rumah. Terus di situ aku mulai sadar, kok ya tiap akhir bulan gaji Pak Suami malah jadi lebih banyak sisanya. Meski tidak seberapa, tapi setidaknya tabungan jadi tidak tersentuh sama sekali. Eh tersentuh ding, tapi kali ini justru jadi semakin bertambah sedikit demi sedikit. Beberapa <i>e-commerce</i> pun jadi sering dibuka karena jadi punya jatah buat "jajan" yang lain, hehe. Dan rasanya tiap bulan jadi jarang meringis karena angka tabungan yang semakin bertambah meski sedikit. Apalagi di situasi seperti sekarang yang memang lebih aman untuk selalu makan masakan rumahan alias masak sendiri. Udah uang makannya jadi bersisa setengahnya, jatah "jajan" di luar pun jadi bisa berpindah seluruhnya ke tabungan karena sampai akhir bulan pun tidak terpakai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi yang namanya ibu-ibu muda *menolaktua*, ya tetap saja masih ada rasa jenuhnya kalau harus masak terus tiap hari. Rasanya kayak pengen ada waktu buat libur dari dunia perdapuran, atau minimal bisa masak agak siangan gitu karena pengen leha-leha sebentar selepas sholat shubuh. Cuma rasa takut dan rasa tanggungjawab (yang semoga terus diistiqomahkan) untuk bisa terus mengisi perut orang-orang rumah dengan makanan yang Insya Allah sudah terjamin kebersihannya karena diolah sendiri itu Alhamdulillah masih lebih besar sedikit daripada rasa jenuhnya. Ya, kayak hari ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdFaiI2REkdCAX5-AGrtJDJKcYrqjqBcOvlk1q1hblwH31Z_zdw2rAygGzx_9Cyg2GWE3ySbyoJUhxcPouOHeK9hLshbJJQlMf6fLsjQ3b1qMz97PLgEIafgU9MD36BNrtR034-cdvsiUF/s1600/photo_2020-04-20_11-16-01.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdFaiI2REkdCAX5-AGrtJDJKcYrqjqBcOvlk1q1hblwH31Z_zdw2rAygGzx_9Cyg2GWE3ySbyoJUhxcPouOHeK9hLshbJJQlMf6fLsjQ3b1qMz97PLgEIafgU9MD36BNrtR034-cdvsiUF/s1600/photo_2020-04-20_11-16-01.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini aku cuma ngegoreng lele yang udah dibumbuin dan ayam yang udah diungkep di hari sebelumnya, ngegoreng tahu yang emang udah ada rasanya, sama ngoseng kangkung yang juga udah dipetik dari pertama kali beli, jadi tinggal dicuci-cuci aja. Paling <i>effort</i>-nya cuma di ngiris-ngiris duo bawang sama bikin sambel karena harus digoreng dulu baru diulek. Ngegoreng lele sama ayamnya juga nggak banyak-banyak, karena kalau kurang tinggal ngegoreng lagi sorenya<span style="font-family: inherit;">βyang seringnya dibantuin Pak Suami atau Azizah, karena kalau sore-sore itu dapurnya ramai sama penghuni rumah yang lagi nggak ada kerjaan. Kenapa nggak ngegoreng lele aja atau ayam aja? Ya karena Ais dan Azizah sukanya lele, sedangkan Hilmi dan Pak Suami sukanya ayam. Jadi harus digoreng dua-duanya biar pada mau makan. Soalnya kalau yang digoreng cuma salah satunya, jadi ada yang nggak doyan makan dan ngarep-ngarep buat jajan di luar, hiks.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">---</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Dari beberapa menit yang lalu mikirin kalimat lanjutannya tapi malah jadi <i>blank </i>dan nggak tahu mau nulis apa lagi. Jadi udahan aja ya curhatnya, hehe. Semoga bukan termasuk dalam kegiatan mengeluh, aamiin.</span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-15784594917754799262020-04-19T12:06:00.000+07:002020-04-19T12:06:42.342+07:00Otak-Otak Ikan Tenggiri<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ9nylEvuE8TRpvMF_BXN3X8b2926_BEBdm1QMllT3L8R70v7hUziWPDlNivjjRoT2zzsE8LtY1vMY3gH3BsU-skDUdN3e6dPLuuSh-Xdt22Y8oRJC8egCauNJcMc4nrlxBlZh15ohcNNw/s1600/photo_2020-04-19_11-31-58.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ9nylEvuE8TRpvMF_BXN3X8b2926_BEBdm1QMllT3L8R70v7hUziWPDlNivjjRoT2zzsE8LtY1vMY3gH3BsU-skDUdN3e6dPLuuSh-Xdt22Y8oRJC8egCauNJcMc4nrlxBlZh15ohcNNw/s1600/photo_2020-04-19_11-31-58.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Setiap kali aku cerita kalau dulu di Kendari Ummi sering bikin siomay tapi jadi jarang bikin lagi karena di Purwokerto susah nyari ikan tenggirinya, lalu juga soal Azizah yang sering minta makan otak-otak yang sengaja di hidangkan kalau makan di restoran keluarga tapi harga satuannya sampai 5000-an, Pak Suami selalu penasaran karena katanya dari dulu jarang banget (hampir nggak pernah) yang namanya makan ikan laut, apalagi yang diolah-olah begini. Katanya karena di keluarganya cuma Mama yang suka makan ikan. Alhasil, waktu Pak Suami lagi belanja kebutuhan yang tertinggal di pasar dan lihat ada yang jual ikan tenggiri, beliau pun tanpa basa-basi langsung beli satu ekor dan minta dibikinin otak-otak (kan kalau siomay mah dimana-mana juga ada ya π). Dengan persiapan yang lengkap, karena pakai beli daun pisangnya juga segala wkwk.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Tapi ternyata sedikit orang yang membagikan resep bikin otak-otak ikan tenggiri ini. Kalaupun ada, nggak begitu lengkap dan jelas gitu. Jadinya aku sama Azizah pun coba-coba untuk memodifikasi resep bikin otak-otak pakai "ingatan", dan Alhamdulillah rasanya mirip sama yang dijual di restoran-restoran π Nggak bohong loh ini, karena sudah teruji oleh Abi yang dulu sering makan otak-otak ini.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Bahan :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 500-600 gr ikan tenggiri fillet</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 100 gr tepung tapioka</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 10 siung bawang merah, haluskan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 6 siung bawang putih, haluskan</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 1 bungkus santan kara ukuran 65 ml</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 1 helai daun bawang, iris tipis</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 1 butir telur</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- 1-2 sdt garam, lada, kaldu jamur, gula pasir</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- secukupnya air es</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
- secukupnya daun pisang, potong sesuai selera</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Cara Membuat :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Haluskan ikan tenggiri menggunakan blender/food processor sampai teksturnya lembut.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah lembut, campurkan adonan ikan dengan semua bahan kecuali air es dan daun pisang. Aduk hingga semua bahan tercampur rata.</li>
<li style="text-align: justify;">Masukkan air es secukupnya (sekitar 3-4 sdm, atau secukupnya) dan aduk-aduk sampai tekstur adonan agak encer namun tetap padat.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah semua adonan tercampur rata, ambil 1-2 sdm adonan dan bungkus ke dalam daun pisang. Lalu tutup bagian atas dan bawang daun pisang dengan tusuk gigi atau potongan tusuk sate (aku pakai staples karena nggak punya tusuk gigi atau tusuk sate wkwk).</li>
<li style="text-align: justify;">Lakukan sampai semua adonan selesai dibungkus.</li>
<li style="text-align: justify;">Kukus adonan selama kurang lebih 20 menit (lamanya mengukus tergantung banyaknya adonan).</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah adonan matang, bakar adonan yang masih di dalam daun pisang sebentar (kurang lebih 1 menit) sampai daun pisang agak gosong dan daun pisang tidak basah (karena biasanya setelah dikukus, daun pisang akan sedikit basah).</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;">Oh iya, sebenarnya kalau di restoran gitu kan ada cocolan bumbu kacangnya. Tapi aku dan Azizah belum nemu resep yang pas. Akhirnya kemarin pakai sambel kacang sisa bikin soto yang ditambahin dengan air dan kecap manis sedikit. Kurang lebih resepnya gini :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan Saus Cocolan :</div>
<div style="text-align: justify;">
- 50 gr kacang tanah, goreng</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 siung bawang merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 buah cabai keriting merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 buah cabai rawit domba</div>
<div style="text-align: justify;">
- garam, kaldu jamur, gula merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- air matang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Membuat Saus Cocolan :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Rebus bawang merah, cabai keriting merah dan cabai rawit domba sampai matang. Setelah itu haluskan bersama dengan kacang tanah sampai benar-benar halus.</li>
<li>Tambahkan garam, kaldu jamur, dan gula merah halus sesuai selera.</li>
<li>Tambahkan air sampai tekstur saus sangat cair.</li>
</ol>
<br />
Otak-otak ikan tenggiri dan saus cocolannya pun siap dihidangkan!<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-6277711972597385072020-04-19T11:31:00.002+07:002020-04-19T11:31:44.364+07:00Mochi Isi Kacang<div class="" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXV5zJhrqb2ImWv-qUq0Oi3yIxiiYHG-Z4fabzbawAolY6Lo6XRwzJ-n8tDStAHkmgh3VIU_yjpoHmAh7yUZugzHn_X47sbKVa225tUCYaK4IsnVc1hLmcP0oXMVAL_aOqg62YYnFEsdtU/s1600/photo_2020-04-19_11-12-52.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="674" data-original-width="539" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXV5zJhrqb2ImWv-qUq0Oi3yIxiiYHG-Z4fabzbawAolY6Lo6XRwzJ-n8tDStAHkmgh3VIU_yjpoHmAh7yUZugzHn_X47sbKVa225tUCYaK4IsnVc1hLmcP0oXMVAL_aOqg62YYnFEsdtU/s320/photo_2020-04-19_11-12-52.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" width="255" /></a><span style="text-align: justify;"></span><br />
<span style="text-align: justify;">Sekitar kurang lebih sebulanan yang lalu, sewaktu lagi beres-beres dapur, aku nemuin satu toples yang isinya tepung ketan putih sisa bikin mochi es krim setahun yang lalu. Karena takut mubazir, akhirnya aku dan adik-adik memutuskan untuk membuat mochi lagi tapi versi isi kacang karena nggak punya es krim. Untungnya masih punya kacang tanah sisa bikin soto di minggu sebelumnya.</span><br />
<span style="text-align: justify;"><br /></span>
<span style="text-align: justify;">Bahan Kulit Mochi :</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 200 gr tepung ketan putih</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 300 ml santan (aku pakai santan kara 65 ml yang dicairkan)</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 50 gr gula pasir</span><br />
<span style="text-align: justify;">- pewarna makanan</span><br />
<span style="text-align: justify;"><br /></span>
<span style="text-align: justify;">Bahan Isi :</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 100 gr kacang tanah (disangrai)</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 3 sdm gula halus</span><br />
<span style="text-align: justify;">- 2 sdm air panas</span><br />
<span style="text-align: justify;"><br /></span>
<span style="text-align: justify;">Bahan Tabur : secukupnya tepung maizena, sangrai</span><br />
<span style="text-align: justify;"><br /></span>
<span style="text-align: justify;">Cara Membuat :</span><br />
<ol>
<li>Masukkan tepung ketan putih dan gula pasir ke dalam mangkuk, lalu aduk-aduk hingga kedua bahan tercampur rata.</li>
<li>Setelah kedua bahan tercampur, masukkan santan lalu aduk kembali sampai tidak ada bahan yang menggerindil.</li>
<li>Masukkan secukupnya pewarna makanan (sesuai selera), lalu aduk-aduk kembali.</li>
<li>Tuang adonan kulit mochi yang telah tercampur rata ke dalam loyang, lalu kukus sampai kurang lebih 20 menit.</li>
<li>Sambil menunggu adonan kulit matang, haluskan kacang tanah yang telah disangrai.</li>
<li>Setelah halus, campurkan kacang tanah dengan gula halus, lalu tambahkan dengan air panas sambil diaduk-aduk hingga semua bahan isian tercampur rata. Sisihkan.</li>
<li>Jika bahan kulit sudah matang, angkat lalu pipihkan di atas alas sambil ditaburkan dengan tepung maizena agar tidak lengket.</li>
<li>Potong adonan menjadi persegi dengan besaran sesuai selera. Lalu isi dengan kacang dan tutup sambil dibulat-bulatkan (seperti di gambar).</li>
<li>Lakukan sampai semua adonan habis.</li>
</ol>
<br />
Mochi isi kacang siap dihidangkan!</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-81279424349698558672020-04-17T13:41:00.000+07:002020-04-19T11:34:08.918+07:00#ShopAndCook Jumat, 17 April 2020<div style="text-align: justify;">
Seperti dua minggu kemarin, hari ini belanja ke pasar lagi untuk beli stok bahan makanan selama dua minggu. Langsung saja ya ke foto dan daftar belanjaannya. Tapi di foto bawah ini, telur dan lelenya nggak ikut kefoto gara-gara kelupaan (lelenya masih lagi dibersihin sama Pak Suami wkwk).</div>
<center>
<table><tbody>
<tr><td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlZTMPS0Cyo2X-2yor-ZxGRYglaUXu2AC72PsX6TC3XJoMfRVGxLtdNjNDPbZ_pMfeggfDsVmPGiXUtQTRIM6byKOrGaDJwjJEpY3N3JOH2tGeNwoDvgAFJ8CnU0suwY2p22dUtamM-FeM/s1600/photo_2020-04-17_12-42-47.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="576" data-original-width="828" height="278" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlZTMPS0Cyo2X-2yor-ZxGRYglaUXu2AC72PsX6TC3XJoMfRVGxLtdNjNDPbZ_pMfeggfDsVmPGiXUtQTRIM6byKOrGaDJwjJEpY3N3JOH2tGeNwoDvgAFJ8CnU0suwY2p22dUtamM-FeM/s400/photo_2020-04-17_12-42-47.jpg" width="400" /></a></div>
</td><td style="vertical-align: middle;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIFYOrRGErg-fuxrPnvEQr634eQ3Co-69Gf7NXeq0aixlpJZbONti-rsaUHJwnATHA9jrrzjbr7ssNvPklD3_mbWxbRuPJ2G0rGdC7iEAbq8-WAKjUzNPRjEnVGyX6pb7PZ_mSOBbQAH-o/s1600/photo_2020-04-17_12-42-30.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="571" data-original-width="965" height="236" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIFYOrRGErg-fuxrPnvEQr634eQ3Co-69Gf7NXeq0aixlpJZbONti-rsaUHJwnATHA9jrrzjbr7ssNvPklD3_mbWxbRuPJ2G0rGdC7iEAbq8-WAKjUzNPRjEnVGyX6pb7PZ_mSOBbQAH-o/s400/photo_2020-04-17_12-42-30.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></td></tr>
</tbody></table>
</center>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Dada ayam fillet 2 kg (@40.000/kg, total 80.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Paha ayam 2 kg (@27.000/kg, total 54.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Sayap ayam 3 kg (@26.000, total 78.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Tulang ayam 1/4 kg (6.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Gurameh 9 ons (45.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Cumi 1/2 kg (35.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Daging khas dalam 1.5 kg (192.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Lele 1 kg (22.000)</li>
<li style="text-align: justify;">Telur ayam 2 kg (@24.000/kg, total 48.000)</li>
</ol>
Total keseluruhan lauknya itu 560.000 yah. Dan untuk sayur-sayuran dan bumbunya itu...<br />
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvLsyXWgXFI50q4-3ySJZwLqqGhOCbehg6okU1IG3HkCRLaETr1ZnSLhu1bPAG2hXs5zyqwBW90eKTu6gdEigZnZ_29Z7HIVz2N6dc2PxjADpLRvIW3YAnaXfHH7OIKpiXBtcanA1v3jja/s1600/photo_2020-04-17_12-42-24.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvLsyXWgXFI50q4-3ySJZwLqqGhOCbehg6okU1IG3HkCRLaETr1ZnSLhu1bPAG2hXs5zyqwBW90eKTu6gdEigZnZ_29Z7HIVz2N6dc2PxjADpLRvIW3YAnaXfHH7OIKpiXBtcanA1v3jja/s1600/photo_2020-04-17_12-42-24.jpg" /></a></div>
<ol>
<li>Kentang 1 kg (18.000)</li>
<li>Tahu kuning 20 bh (10.000)</li>
<li>Wortel 1 kg, terong ungu 2 bh, kembang kol 2 bh, putren 2 bungkus, toge kecil 1 bungkus, kacang tanah 1/4 kg, cabai keriting merah 1/2 kg (66.000)</li>
<li>Kangkung 2 ikat & kembang kol 1 bh (18.500)</li>
<li>Tempe 1 papan (2.500)</li>
<li>Bawang merah 1 kg (50.000)</li>
<li>Bawang putih 1/2 kg (20.000)</li>
<li>Kerupuk merah 1/4 kg (4.000)</li>
<li>Pisang kepok (15.000)</li>
<li>Tepung roti 1 kg (19.000)</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Total keseluruhan sayur-sayurannya itu 223.000 yah π. Pisang kepok, kerupuk sama tepung rotinya juga lupa nggak kefoto hehe. Tapi sebenarnya di sini Pak Suami ada sedikit <i>miss</i>, soalnya lupa nggak beli daun bawang seledri dan bihun jagung, sama buncisnya katanya sih lagi jelek-jelek gitu kualitasnya yang dijual di pasar. Terus juga putrennya malah beli dua bungkus, padahal cuma minta satu bungkus aja wkwk. Togenya juga bukannya dikurangin banyaknya, malah diambil semua sebungkus-bungkusnya ckck. Tapi nggak apa-apa, Insya Allah yang kurang-kurang itu masih bisa beli di warung dekat rumah, dan yang lebih-lebih itu bisa dimanfaatkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>So</i>, total belanjaan dua minggu ini sekitar 783.000 yah. Dan kalau pas pertama belanja gini, awalnya kan aku ngerasa kayak "ih, beli bahan makanannya terlalu banyak ya? atau terlalu mewah jadi pengeluarannya besar banget? kayaknya masih bisa dihemat-hemat lagi". Tapi pas di akhir bulan menghitung-hitung pengeluaran, ternyata belanja kayak gini masih wajar kok (menghibur diri sendiri π). Apalagi kan ini bahan makanan untuk 14 hari dan 5 orang usia remaja-dewasa. Terus juga dalam situasi kayak gini kan memang aku juga lagi berkomitmen buat masak terus setiap hari untuk tiga kali makan, biar nggak pada minta jajan di luar atau beli makan di luar. Jadi kalau dihitung-hitung, satu orangnya di belanja kali ini hanya menghabiskan biaya sebesar kurang lebih 11.200 per harinya. Murah banget kan π<br />
<br />
Semoga bermanfaat π</div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-44475779461241179952020-04-09T23:05:00.000+07:002020-04-09T23:05:02.922+07:00Oseng-Oseng Mercon<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTc_XM-Ui4QyjmHeTiA3fOfCz1gOPSsg848a_CdPFlPNHbvmdaW6RGN3Q3AACFxzDmVLXY_UZdrpPSmuvdkyGSZnKsaFIeIhcoNvbVOG5yRezLGb88T0vXZCANBv9lLwk85ccu0gVPdGLS/s1600/photo_2020-04-09_22-28-29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTc_XM-Ui4QyjmHeTiA3fOfCz1gOPSsg848a_CdPFlPNHbvmdaW6RGN3Q3AACFxzDmVLXY_UZdrpPSmuvdkyGSZnKsaFIeIhcoNvbVOG5yRezLGb88T0vXZCANBv9lLwk85ccu0gVPdGLS/s1600/photo_2020-04-09_22-28-29.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu minggu yang lalu waktu aku lagi bingung mau masak apa lagi biar orang rumah nggak bosen makan masakan rumahan, Ais ngusulin buat bikin oseng-oseng mercon. Kalau nggak salah sih, ini merupakan makanan khas dari Yogyakarta. Setelah nyari-nyari resep di <i>youtube</i> dan kebetulan memang minggu kemarin itu jatahnya beli daging, akhirnya aku pun memutuskan buat nyoba bikin oseng-oseng mercon ini. Mungkin agak beda karena aku ngehalusin bumbunya sampai halus banget, sedangkan kalau oseng-oseng mercon aslinya itu kan cabai-cabainya kayak masih agak kasar gitu. Tapi kalau soal rasanya mah, 11-12 kok π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhamdulillahnya juga walaupun pertama kali bikin, menu ini jadi menu favorit di rumah. Tapi rasanya pedes banget wkwk. Dan sebenarnya pun resep ini adalah hasil perpaduan dari beberapa resep yang aku temuin, karena pas dilihat-lihat kok pasti ada aja kurang dan nggak sregnya dari setiap resep yang aku tonton. So, ini oseng-oseng mercon ala aku π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1/2 kg daging iga sapi</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1/2 kg daging tetelan sapi</div>
<div style="text-align: justify;">
- 5 cabe keriting merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- 15 cabe rawit domba</div>
<div style="text-align: justify;">
- 6 siung bawang merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 siung bawang putih</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 ruas jahe</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 jempol lengkuas, geprek</div>
<div style="text-align: justify;">
- 4 lembar daun salam</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 lembar daun jeruk<br />
- garam, gula, lada bubuk, kaldu jamur</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Membuat :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Haluskan semua bumbu kecuali lengkuas, daun salam dan daun jeruk.</li>
<li style="text-align: justify;">Potong-potong daging sesuai selera. Kalau aku, sewaktu beli minta dipotong seukuran sop.</li>
<li style="text-align: justify;">Tumis bumbu halus sampai matang (warnanya berubah lebih gelap dan mulai mengeluarkan minyak), lalu tambahkan lengkuas, daun salam dan daun jeruk.</li>
<li style="text-align: justify;">Masukkan daging tetelan dan iga, aduk-aduk sampai semua daging terkena bumbu.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah daging dan bumbu tercampur rata, tambahkan garam, gula, lada bubuk dan kaldu jamur sesuai selera. Bisa ditambahkan sedikit dulu agar tidak <i>overpowering</i> bumbunya.</li>
<li style="text-align: justify;">Tambahkan air secukupnya dan tunggu hingga air menyusut setengahnya.</li>
<li style="text-align: justify;">Cicipi untuk mengoreksi rasa.</li>
<li style="text-align: justify;">Lanjutkan proses memasak sampai air menyusut sambil sesekali diaduk agar daging bagian bawah tidak gosong dan menempel pada alat masak.</li>
<li style="text-align: justify;">Oseng-oseng mercon siap disajikan!</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya akan lebih <i>endeus</i> lagi kalau cabe rawit dombanya diulek kasar atau dichopper kasar. Tapi berhubung aku pengen yang lebih praktis, jadi aku halusin aja semuanya π Caranya memang mirip dengan rica-rica ayam yang biasa aku bikin, tapi yang ini tanpa kunyit, ketumbar dan cabe rawitnya lebih banyak, jadi rasanya pun pasti beda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat mencoba!</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-42911173387389802612020-04-09T22:27:00.000+07:002020-04-09T22:27:49.974+07:00Dorayaki Oreo<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihrPtVS_P-UNdm8OBfHWMDsorvAXXaqsVYdnSLP7YnQ0N7axRFlBLIIgPTWFioVBAwgl_SENx3B5s4t5GgX_gWoXvqLXrq9GhpifroeSs8_E12zIS2v8oBxHCvU2vfJvCxXFhcAQH0ViGq/s1600/photo_2020-04-02_11-13-28.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="887" data-original-width="644" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihrPtVS_P-UNdm8OBfHWMDsorvAXXaqsVYdnSLP7YnQ0N7axRFlBLIIgPTWFioVBAwgl_SENx3B5s4t5GgX_gWoXvqLXrq9GhpifroeSs8_E12zIS2v8oBxHCvU2vfJvCxXFhcAQH0ViGq/s320/photo_2020-04-02_11-13-28.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" width="232" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya bikin ini udah lama banget, sekitar satu minggu yang lalu. Tapi baru sempat ditulis karena satu dan lain hal. Iseng pengin nulis ini pun karena bahan dan cara membuatnya simpel, tapi rasanya enak pakai banget π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Oke, langsung saja ya ke daftar bahan dan cara membuatnya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan :</div>
</div>
<div>
- 1 Bungkus Oreo Vanilla<br />
<div>
- 2 Saset Kental Manis Cokelat</div>
</div>
<div>
- 1 Butir Telur</div>
<div>
- Air 85 ml</div>
<div>
- 1 sdt Baking Powder</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Cara Membuat :</div>
<div>
<ol>
<li>Pisahkan krim oreo dengan biskuitnya. Lalu hancurkan biskuitnya sampai halus.</li>
<li>Kocok telur sampai berbusa, kemudian campurkan remahan oreo dan aduk merata.</li>
<li>Tambahkan 1 saset kental manis, baking powder dan air. Aduk hingga tidak ada lagi adonan yang menggerindil.</li>
<li>Tutup wadah adonan dan diamkan hingga 20 menit.</li>
<li>Setelah 20 menit, cetak adonan di teflon yang sudah dipanaskan sebelumnya dengan api kecil.</li>
<li>Tunggu hingga muncul lubang di semua bagian adonan, lalu balik adonan. Kemudian panggang selama 1-2 menit. Lakukan langkah ini sampai semua adonan habis.</li>
<li>Untuk isiannya, campurkan krim oreo dengan 1 saset kental manis (seharusnya menggunakan kental manis yang putih, tapi karena tidak ada jadi diganti rasa cokelat). Kemudian aduk hingga semua tercampur rata.</li>
<li>Setelah semua siap, oleskan adonan isian ke satu sisi dorayaki, lalu tutup dengan dorayaki lainnya (seperti pada gambar).</li>
<li>Dorayaki oreo siap dihidangkan!</li>
</ol>
<br />
Selamat mencoba π</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-21812508289387771662020-04-06T21:30:00.000+07:002020-04-10T10:10:33.681+07:00Pempek DOS<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP5rrcPG3zIxINW5uVLlI7NONb5Qs3SiZqmlCHPyzQM10v4xAH0lUZmTtAID1iQPHsqycoC60rA7xUQ8zNtRh4Do_DdBYkOXIjsoKpyXEQHBSb4MTMqLZjXRvG1z03UGXcA6Lc9K8JP1np/s1600/photo_2020-04-06_20-43-09.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="873" data-original-width="644" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP5rrcPG3zIxINW5uVLlI7NONb5Qs3SiZqmlCHPyzQM10v4xAH0lUZmTtAID1iQPHsqycoC60rA7xUQ8zNtRh4Do_DdBYkOXIjsoKpyXEQHBSb4MTMqLZjXRvG1z03UGXcA6Lc9K8JP1np/s400/photo_2020-04-06_20-43-09.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" width="295" /></a>Baru kemarin banget nih, tiba-tiba gantian Abi yang pengin dibikinin pempek. Tapi berhubung lagi nggak punya ikan tenggiri, jadilah kali ini bikin pempek yang tanpa campuran ikan. Kebetulan dulu pernah iseng buat pempek ini sekitar setahunan yang lalu. Kurang berasa "pempeknya" sih, tapi rasanya tuh agak mirip-mirip sedikit gitu. <i>But, its okay</i> lah π.<br />
<br />
Bahan Pempek :<br />
- 150 gr tepung terigu<br />
- 300 gr tepung tapioka<br />
- 7 siung bawang putih, haluskan<br />
- 5 butir telur<br />
- 1 sdt garam<br />
- 1/4 sdt lada bubuk<br />
- 3 sdt kaldu jamur<br />
- 300 ml air<br />
<br />
Bahan Kuah Cuko :<br />
- 7 buah cabe merah keriting<br />
- 7 siung bawang putih<br />
- 250 gr gula merah, iris tipis-tipis<br />
- 1 sdt asam jawa, larutkan<br />
- 1/2 sdt garam<br />
- 250 ml air (jika tidak suka yang terlalu kental, bisa ditambahkan sesuai selera)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Cara Membuat Pempek :<br />
<br />
<ol>
<li>Campurkan tepung terigu, bawang putih, garam, lada, kaldu jamur dan air ke dalam teflon.</li>
<li>Aduk-aduk sampai semua bahan tercampur rata dan tidak ada lagi tepung yang menggumpal.</li>
<li>Setelah semua tercampur rata, nyalakan kompor dengan api sedang dan aduk-aduk adonan sampai adonan menggumpal.</li>
<li>Pindahkan adonan ke dalam wadah, lalu campurkan dengan 2 butir telur. Aduk-aduk sampai semua tercampur rata.</li>
<li>Masukkan tepung tapioka dengan 2 tahap (setengahnya terlebih dahulu, setelah tercampur baru masukkan setengah tepungnya lagi), lalu uleni adonan hingga kalis.</li>
<li>Pecahkan 3 butir telur, lalu kocok lepas (untuk isian pempek kapal selam).</li>
<li>Bulatkan adonan, lalu lubangi dengan jempol sambil diperbesar lubangnya hingga membentuk seperti kapal.</li>
<li>Masukkan telur ke dalam lubang adonan (sampai setengah tinggi adonan), lalu tutup bagian atasnya dengan cara dipencet-pencet ujung-ujungnya hingga semua bagian rekat dan tertutup. Lalu ulangi sampai telur habis.</li>
<li>Untuk pempek lenjernya; ambil adonan secukupnya, lalu bentuk adonan seperti tabung.</li>
<li>Jangan lupa untuk selalu melumuri adonan dengan tepung tapioka agar adonan tidak menempel di piring saat diletakkan.</li>
<li>Setelah semua adonan dibentuk, rebus adonan ke dalam panci yang berisi air mendidih.</li>
<li>Jika adonan sudah terangkat, berarti tandanya adonan sudah matang.</li>
<li>Goreng adonan jika ingin dikonsumsi, atau simpan di wadah tertutup jika ingin dimakan nanti π</li>
</ol>
<br />
Cara Membuat Kuah Cuko :<br />
<br />
<ol>
<li>Haluskan cabe keriting merah dan bawang putih.</li>
<li>Campurkan cabe dan bawang yang sudah dihaluskan dengan gula merah, asam jawa dan air.</li>
<li>Nyalakan kompor dengan api sedang, lalu aduk-aduk campuran tadi sampai gulanya larut dan air mendidih. Jangan lupa untuk memberikan 2 menit waktu setelah air mendidih untuk terus mengaduk agar campuran kuah tidak berbau langu (bawang putih atau cabai belum matang).</li>
<li>Matikan kompor dan saring kuahnya.</li>
</ol>
<br />
Pempek pun siap dinikmati! Selamat mencoba π</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-61408556395861726012020-04-06T21:05:00.001+07:002020-04-06T21:05:21.603+07:00Bubur Sumsum<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5G8xCh3fBikkZtQ38wGSp09e0eQBC-p5Fb00qa7GMeNI1oKxR7WBYO3bJb9cjgQHBVED-FxiRuXHCiMsNCeXY0WpFUI1zgroA5vWmhC5pikeJXyrmPVSAk1O4zYmfqyB4-7VvqLkFLoT/s1600/photo_2020-04-06_20-43-11.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU5G8xCh3fBikkZtQ38wGSp09e0eQBC-p5Fb00qa7GMeNI1oKxR7WBYO3bJb9cjgQHBVED-FxiRuXHCiMsNCeXY0WpFUI1zgroA5vWmhC5pikeJXyrmPVSAk1O4zYmfqyB4-7VvqLkFLoT/s320/photo_2020-04-06_20-43-11.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Mungkin karena udah lama nggak pernah beli jajan di warung depan perumahan lagi, jadinya hari Sabtu kemarin Ais tiba-tiba minta dibikinin bubur sumsum. Katanya buat sarapan, soalnya kalau langsung makan nasi tuh kayak berat banget gitu. Alhasil, aku dan Azizah pun nyari-nyari cara membuat bubur sumsum ini dan nemu yang cocok di lidah. Resepnya sedikit dimodifikasi sesuai selera sih, tapi Insya Allah resep ini udah paling oke deh. Sampai-sampai Abi nggak kebagian buburnya karena pada nyobain dalam jumlah besar semua wkwk. Padahal, aku dan Azizah bikin buburnya lumayan banyak karena pas awal bikin itu nggak tahu kalau takaran tepung seukuran segitu itu bisa jadi bubur sebanyak apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hehe. Biar nggak kebanyakan curhatnya, langsung saja ya. Berikut bahan dan cara membuatnya...<br />
<br />
Bahan :<br />
- 65 ml santan kara<br />
- 150 gr tepung beras putih<br />
- 1 sdt garam<br />
- 2 lembar daun pandan, simpulkan<br />
- 200 gr gula jawa<br />
- 3 sdm gula pasir<br />
- 1300 ml air<br />
<br />
Cara Membuat Bahan Bubur:<br />
<br />
<ol>
<li>Larutkan 65 ml santan kara ke dalam 900 ml air.</li>
<li>Masukkan tepung beras putih ke dalam panci.</li>
<li>Tambahkan santan, garam, dan 1 lembar daun pandan.</li>
<li>Aduk-aduk sampai semua tercampur rata dan tidak ada yang menggumpal.</li>
<li>Setelah semua tercampur rata, nyalakan kompor dengan api kecil menuju sedang.</li>
<li>Aduk-aduk adonan sampai adonan berubah teksturnya menjadi seperti bubur. Setelah jadi, matikan api.</li>
</ol>
Cara Membuat Bahan Gula :<br />
<br />
<ol>
<li>Iris-iris gula jawa agar lebih mudah dilarutkan.</li>
<li>Campurkan gula jawa, gula pasir, 400 ml air dan 1 lembar daun pandan ke dalam panci.</li>
<li>Nyalakan kompor dengan api kecil menuju sedang, lalu aduk-aduk sampai gula larut dan air mendidih.</li>
</ol>
<br />
Sudah deh! Kalau mau dimakan, tinggal ambil bubur ke dalam mangkuk dan siram dengan air gula. Selamat mencoba π<br />
<br />
---<br />
<br />
<i>note : di gambar buburnya kayak pecah-pecah karena emang udah lagi dimakan dan baru keinget buat mengabadikan wkwk *bangga karena pertama kali bikin dan langsung enak*</i></div>
<span class="fullpost">
</span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"></span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-13245805094458532662020-04-03T19:01:00.000+07:002020-04-03T19:01:29.882+07:00#ShopAndCook versi Buah-Buahan<div style="text-align: justify;">
Tulisan kali ini aku pengin ngebahas tentang "perbelanjaan" di bidang buah-buahan. Kebetulan tadi sore aku habis belanja buah-buahan dan sempat kefoto juga (karena biasanya buahnya langsung dimasukin aja gitu ke kulkas tanpa dirapih-rapihin dulu, beda sama bahan makanan yang harus rapi naruhnya wkwk). Oke, langsung saja ya, ini <i>list </i>buah-buahan yang tadi sore aku beli :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMIVSlmiIXp1_PSS_35AWU4snDUwqpKRl_lVxH1VASz30JqPPHWICAOF9fz3E5F5sfKfijFRTXjIvr0fLBHiKjCoDoFsUX6a5IFBZDYrCehDBRe1Em8_uacBWvCzc1R-PSgLxA3nAruC34/s1600/photo_2020-04-03_18-28-23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="566" data-original-width="648" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMIVSlmiIXp1_PSS_35AWU4snDUwqpKRl_lVxH1VASz30JqPPHWICAOF9fz3E5F5sfKfijFRTXjIvr0fLBHiKjCoDoFsUX6a5IFBZDYrCehDBRe1Em8_uacBWvCzc1R-PSgLxA3nAruC34/s1600/photo_2020-04-03_18-28-23.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Semangka Merah Non Biji (@10.900/kg, beli 4,376 kg jadi totalnya 47.698)</li>
<li>Jeruk Brastagi Medan (@55.900/kg, beli 2,298 kg jadi totalnya 128.458)</li>
<li>Pear Yalie (@18.900/kg, beli 1,086 kg jadi totalnya 20.525)</li>
<li>Anggur Australia (@156.800, beli 0,356 kg jadi totalnya 55.821)</li>
</ol>
Jadi totalnya 252.502 yah. Tapi karena ada diskon member, jadi total akhirnya itu 239.877 π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh iya, sebenarnya untuk buah-buahan sih, aku belinya itu-itu aja nggak ada variasinya. Antara jeruk, semangka, pir, anggur, apel, dan mangga. Tapi karena apel dan mangga yang biasa aku beli lagi kosong, jadinya kali ini aku beli jeruknya agak dibanyakin. Dan sekali-sekali aja aku beli buah lainnya kayak buah naga, alpukat, belimbing, manggis, dsb. Jadi kayak 6 buah pertama itu adalah buah yang (pasti) dibeli, sedangkan sisanya kalau lagi <i>mood</i> aja wkwk. Makanya aku nggak pernah ngefotoin <i>list</i> belanjaan buah-buahan, ya karena memang buah yang dibeli itu-itu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan mau lagi tinggal berdua atau ramean kayak sekarang, aku emang biasa beli buah sebanyak ini. Soalnya biasanya buah-buahannya selain dibikin jus, juga dibikin jadi salad buah makanya stoknya lebih banyak. Cepet habisnya tuh kalau udah dibikin jus atau saladπTerus juga beli buahnya kan nggak rutin setiap minggu, tapi kalau emang buahnya lagi habis saja, juga kalau lagi nggak males buat belinya wkwk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
---</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya kemarin selain soal buah-buahan, sempat ada yang nanya juga soal gimana cara aku mengatur keuangan dan kapan aku membeli kebutuhan pokok lainnya. Tapi berhubung sore ini aku habis belanja buah-buahan, jadi yang ditulis duluan soal buah-buahan, yah. Insya Allah pembahasan soal gimana cara aku mengatur keuangan dan membeli kebutuhan pokoknya menyusul. Semoga bermanfaat π</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-1563308235816947852020-04-03T11:52:00.000+07:002020-04-03T12:13:28.270+07:00#ShopAndCook Jumat, 3 April 2020<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhM7VToM7lo9wyj1ke1BsyDW0fX-ciSnBZ3GwMe96_G7FGAa2p4Rmj4KHnzeGlwIAgfdIi7MfI-icPAgOrgotLC749XtnZrSyzRbI9pOcul0i7p5lvIlNaqI-MvHn5N5WeH88-9Pz-D2O5/s1600/photo_2020-04-03_10-41-13.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="575" data-original-width="950" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhM7VToM7lo9wyj1ke1BsyDW0fX-ciSnBZ3GwMe96_G7FGAa2p4Rmj4KHnzeGlwIAgfdIi7MfI-icPAgOrgotLC749XtnZrSyzRbI9pOcul0i7p5lvIlNaqI-MvHn5N5WeH88-9Pz-D2O5/s1600/photo_2020-04-03_10-41-13.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Minggu ini belanjanya dimajuin sehari, gara-gara mau menghindari keramaian; yang ternyata belanja di hari Jumat pun sama saja ramainya seperti pasar di hari Sabtu dan Minggu. Entah apakah memang Jumat sudah terhitung <i>weekend </i>atau memang sedang ramai saja, karena dulu seingat aku kalau ikut Ummi ke pasar hari biasa itu kondisinya tidak terlalu ramai. Mungkin besok-besok nyobain ke pasarnya di hari Senin-Kamis saja biar (semoga) lebih sepi.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oh iya, hari ini pun yang ke pasar dan tukang potong ayam masih Pak Suami. Katanya sementara aku nggak boleh belanja ke pasar dulu. Tapi Alhamdulillah karena memang Pak Suami dari dulu selalu menemani aku kalau belanja ke pasar, jadi beliau sudah mahir dalam memilih sayur-sayuran dan lauk-lauk yang <i>fresh</i>. Malah akhir-akhir ini lebih ngerti Pak Suami daripada aku dalam hal "perpasaran" π</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oke, langsung saja ya. Berikut <i>list</i> belanjaan lauk-pauk kami minggu ini :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Sayap ayam 3 kg (@27.000, total 81.000)</li>
<li>Dada ayam fillet 2 kg (@40.000, total 80.000)</li>
<li>Paha bawah ayam 1 kg (28.000)</li>
<li>Paha atas ayam potong rica 2 kg (@28.000, total 56.000)</li>
<li>Ceker ayam 1/2 kg (10.000)</li>
<li>Daging sapi 1 kg (125.000)</li>
<li>Tetelan daging sapi 1/2 kg (60.000)</li>
<li>Iga daging sapi 1/2 kg (60.000)</li>
<li>Udang 1 kg (70.000)</li>
</ol>
Totalnya 570.000 π Dan untuk sayur-sayurannya :<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrEAlQJJNUaXYjKTt0xrSbraeDH2Rt0PRqILY5ep2AtogFnIMSW6GXDv3nl5I8BcYt2qX3hoXJiPm_p_N8aIHxA8cYxPbBPsgUvUWuUkR-dKd85UY8ySOhIYOIKVh2Tx5sSqR0SyxwnXJc/s1600/photo_2020-04-03_11-12-43.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrEAlQJJNUaXYjKTt0xrSbraeDH2Rt0PRqILY5ep2AtogFnIMSW6GXDv3nl5I8BcYt2qX3hoXJiPm_p_N8aIHxA8cYxPbBPsgUvUWuUkR-dKd85UY8ySOhIYOIKVh2Tx5sSqR0SyxwnXJc/s1600/photo_2020-04-03_11-12-43.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Bakso frozen 1/2 kg (18.000)</li>
<li>Telur ayam 2 kg (48.000)</li>
<li>Kemiri, wortel 1 kg, kembang kol, sawi putih, caisim, bawang merah 1 kg, bawang putih 1/2 kg (105.000)</li>
<li>Daun pandan (2.000)</li>
<li>Tepung roti 2 bungkus (@8.200, total 16.400)</li>
</ol>
Totalnya 189.400 π Dan itu sawi putih serta caisimnya udah kepake setengahnya buat masak capcay pagi ini π<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Jadi total keseluruhan belanja minggu ini itu 759.400 yah π Oh iya tapi jangan salah, karena belanja kali ini sebenarnya dua kali lipatnya karena diperuntukkan buat dua mingguan. Sengaja nyetok kayak gini karena lagi mau menghindari keramaian dua minggu ini; selain karena memang beberapa kilometer dari perumahan juga sudah mulai ada yang kena kasus, juga karena kemarin sempat diperingatkan oleh teman sekantornya Pak Suami yang juga kakak kelas di kampus, bahwa 2-3 minggu ini katanya sih minggu-minggu "kritis". Apalagi kondisi pasar yang masih ramai setiap harinya dan minimnya warung-warung di sekitar perumahan yang menjual kebutuhan bahan makanan. Soalnya kemarin waktu belanja di warung langganan dekat rumah, banyak bahan makanan yang kosong karena nggak tahu kenapa yang biasa nitip jualan di warung itu sebagian besarnya memilih untuk berhenti menitipkan jualannya untuk sementara. Mungkin mereka menerapkan <i>work from home</i> juga, jadi sudah jarang yang datang ke warung itu lagi.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Dan untuk sayur-sayuran hijaunya memang aku sengaja nyetok sedikit, selain karena emang sayur-sayuran gitu mudah layu dan tidak bisa disimpan sampai dua minggu, juga karena wadah-wadah tertutupnya udah habis buat nyimpen lauk-pauk π Jadi mungkin setiap 3 hari sekali bakal pakai aplikasi Beceer lagi buat pesan beberapa sayur-sayuran yang memang lagi dibutuhin. Kenapa nggak pesan lauk-lauknya di aplikasi Beceer juga biar nggak nyetok sampai dua mingguan gini, ya karena harga lauk-pauk di pasar dan terutama tukang potong ayamnya langsung itu bedanya jauh π Kayak telur ayam yang harganya masih 29.000 per kilo di Beceer, sedangkan di pasar udah turun jadi 24.000. Juga ayam yang dari dulu harganya 44.000 per kilo di Beceer, sedangkan di tukang potong ayam langganan itu sekitar 27-29 ribu. Kan bedanya jauh banget... Tapi kalau untuk sayur-sayuran, daging sapi dan aneka <i>seafood</i> sih harganya Alhamdulillah masih sama, malah justru ada yang lebih murah.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oh iya, ini juga minggu lalu aku salah perhitungan karena ternyata ada beberapa lauk yang belum terpakai. Jadi dari belanjaan minggu lalu itu aku masih punya sisa sayap ayam 2 kg dan ceker 1/4 kg wkwk. Tapi memang karena belanjanya maju satu hari juga sih, jadi seharusnya memang perkiraannya tidak jauh berbeda karena minggu lalu itu rencananya belanja di hari Sabtu atau Minggu. Kecuali buat sayurnya ya, itu Alhamdulillah selalu habis wkwk karena memang belinya sedikit. Kemarin saja sempat beli beberapa sayuran buat 2 hari karena ternyata kami kehabisan bahan buat bikin sayur. Alhamdulillah 'ala kulli haal...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Semoga ada yang bisa diambil manfaatnya yah π</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-71209278004607995612020-04-02T11:48:00.002+07:002020-04-02T11:52:21.988+07:00Cheese Cake<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSJjDIs05ZugO4YbD-gIeIipD6Ls_-60H3EhGu3hc5abNw1AZQrjkc1Xn1tWkL_JPyKmjrgPz1kNoqWT4vr0w6GAy58O2bEAiUJBWfwSjV9zTfMrHN-IKr8efFsgMqYXdd0O1sQ24apSZj/s1600/6_42f033e38b4b4961bd8e723c90945bbc_1553750914728811541.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="500" data-original-width="500" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSJjDIs05ZugO4YbD-gIeIipD6Ls_-60H3EhGu3hc5abNw1AZQrjkc1Xn1tWkL_JPyKmjrgPz1kNoqWT4vr0w6GAy58O2bEAiUJBWfwSjV9zTfMrHN-IKr8efFsgMqYXdd0O1sQ24apSZj/s320/6_42f033e38b4b4961bd8e723c90945bbc_1553750914728811541.jpg" style="clear: left; float: left; margin-right: 1em;" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">sumber : google.com</td></tr>
</tbody></table>
<span style="text-align: justify;">Kalau kalian pernah beli roti atau kue di Breadt*lk, pasti nggak asing sama </span><i style="text-align: justify;">Cheese Cake Blueberry</i><span style="text-align: justify;"> yang penampakannya kayak gambar di samping. Terakhir beli beberapa bulan yang lalu sih, satu potong kayak gitu harganya 22.500 gitu.</span><br />
<span style="text-align: justify;"><br /></span>
<span style="text-align: justify;">Nah, karena minggu kemarin orang rumah lagi kangen banget sama cheese cake ini dan nemu resepnya juga di internet, jadinya kami pun nyobain buat bikin sendiri dengan bahan seadanya. Dan ternyata rasanya mirip banget! Beda sedikit aja karena memang toppingnya pun bukan <i>blueberry</i> gara-gara di rumah adanya cokelat π Tapi serius, rasanya emang benar-benar mirip, lho. </span><span style="text-align: justify;">Cara buatnya gini, nih..</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<br />
Bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>110 gram biskuit</li>
<li>45 gram mentega, lelehkan</li>
<li>450 gram cream cheese</li>
<li>125 gram gula pasir</li>
<li>3 sdm air lemon</li>
<li>1 sdm agar-agar bubuk plain</li>
<li>200ml susu cair</li>
<li>secukupnya selai cokelat (harusnya <i>blueberry</i>)</li>
</ol>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Cara Membuat :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Hancurkan biskuit sampai halus. Bisa pakai <i>chopper</i> ataupun ditumpuk pakai ulekan. Kalau aku, pakai ulekan aja wkwk.</li>
<li>Campurkan mentega yang sudah dilelehkan ke dalam biskuit yang sudah hancur. Aduk rata.</li>
<li>Masukkan adonan biskui dan mentega ke dalam loyang sambil ditekan-tekan dengan gelas atau sendok agar padat. Setelah itu, masukkan ke dalam kulkas selama 10 menit (minimal).</li>
<li>Masukkan <i>cream cheese</i> dan gula ke dalam panci, lalu aduk sampai tercampur rata.</li>
<li>Setelah itu, masukkan air lemon dan agar-agar bubuk, lalu aduk kembali.</li>
<li>Masukkan susu cair, aduk, lalu panaskan isi dalam panci tersebut sampai adonan panas atau hangat, tapi jangan sampai mendidih.</li>
<li>Setelah adonan panas, tuangkan adonan ke dalam loyang yang berisi biskuit. Ketuk-ketuk loyang agar adonan rata dan tidak bergelembung.</li>
<li>Setelah itu, simpan loyang ke dalam kulkas, bukan <i>freezer</i>. Tunggu hingga minimal 2 jam.</li>
<li>Jika sudah 2 jam, keluarkan adonan dari loyang dan beri selai cokelat di atasnya.</li>
<li>Cheese cake siap dihidangkan!</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Nah, gampang banget kan? Kayak gini nih, penampakan <i>cheese cake</i> buatan kami:<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwf5fluU8FvLku-oy2k6TgPLy4O1qQPcdHh7cKffL7RNus61ch4yL9g7Upa_rMSjh9IcOzmhh1dyXGUZV-2BTeYBts2CwSTvwgKETtjBkdEDaUKrFUjx82mQoXIgEGZEXo7iFSpaTT1lNb/s1600/photo_2020-03-27_20-07-14.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" data-original-height="1152" data-original-width="648" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwf5fluU8FvLku-oy2k6TgPLy4O1qQPcdHh7cKffL7RNus61ch4yL9g7Upa_rMSjh9IcOzmhh1dyXGUZV-2BTeYBts2CwSTvwgKETtjBkdEDaUKrFUjx82mQoXIgEGZEXo7iFSpaTT1lNb/s400/photo_2020-03-27_20-07-14.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;" width="225" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini emang sengaja selainya nggak dibikin rata kayak cheese cake yang dijual, soalnya aku nggak begitu suka cokelat wkwk jadinya yang lain ngalah, nggak ngasih cokelatnya kebanyakan π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh iya, buat cream cheesenya juga aku bikin sendiri gara-gara nggak sempat beli dan kalau beli pun harganya mahal π Cara bikin cream cheesenya gini :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
- 360 gram keju <i>cheddar</i> parut<br />
- 2 sdm tepung maizena<br />
- 280 ml susu cair<br />
<div>
<br /></div>
<div>
Cara Membuat :<br />
- Campurkan keju parut, tepung maizena dan susu cair ke dalam loyang.</div>
<div>
- Panaskan adonan di dalam loyang itu di atas teflon yang berisi air panas yang mendidih sampai meleleh dan tercampur rata (posisi teflon di atas kompor yang menyala).</div>
<div>
- Jika adonan sudah panas dan meleleh, angkat loyang dan aduk terus adonan sampai tercampur dan bertekstur <i>cream</i> (intinya sampai teksturnya kayak <i>cream cheese</i> wkwk).<br />
- Jadi deh!<br />
<br />
Selamat mencoba, ya!<br />
<span class="fullpost">
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-12098355182016873422020-03-28T23:36:00.000+07:002020-03-28T23:36:37.848+07:00#ShopAndCook Sabtu, 28 Maret 2020<div style="text-align: justify;">
Minggu ini belanja seperti biasa, tapi yang ke pasar cuma Pak Suami. Alhamdulillah sudah dibriefing dan hasil belanjaannya memuaskan π Berikut listnya, ya...</div>
<center>
<table><tbody>
<tr><td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBZc8g3p_33dBCiaKG284oxgMr8dO6kJtUa5NEYprcb8aBq_vLElhPnsgzNPo1SBFCAm8Zekb6StODNsVXdICGn4zRaMmz2BLGz8gxFlwds-r_faeJkHydCxO8FGi2dFd31ZJYm12tF_8T/s1600/photo_2020-03-28_22-55-05.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBZc8g3p_33dBCiaKG284oxgMr8dO6kJtUa5NEYprcb8aBq_vLElhPnsgzNPo1SBFCAm8Zekb6StODNsVXdICGn4zRaMmz2BLGz8gxFlwds-r_faeJkHydCxO8FGi2dFd31ZJYm12tF_8T/s320/photo_2020-03-28_22-55-05.jpg" width="240" /></a></div>
</td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl4jDXUosg5D3j2ky4PDdmZlrJiGgbF_NtAF3uqARyp48bqVZZVhWnERuiyMoZkdVydL0IXoZm7JDurxIIchemsX1YnSn0kD3FwOjekuwoy9Q0ZtaTcUxidog_xE5JNeRfrSuj4cabcJt7/s1600/photo_2020-03-28_22-54-50.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl4jDXUosg5D3j2ky4PDdmZlrJiGgbF_NtAF3uqARyp48bqVZZVhWnERuiyMoZkdVydL0IXoZm7JDurxIIchemsX1YnSn0kD3FwOjekuwoy9Q0ZtaTcUxidog_xE5JNeRfrSuj4cabcJt7/s320/photo_2020-03-28_22-54-50.jpg" width="240" /></a></div>
</td>
<td><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFN7n1R0vehH2QbK7gyK-7_4yn4pXZu_o6EmABv-TjOoDOejcFFRaFp-X8ROxZWeMkxVU8nq6W2ri9KlryMih9dSt5mLj3WBd5sON-PgKcdtv4AdxKTbDEeQbxHvMgtdo2iFURaS0pe4uw/s1600/photo_2020-03-28_22-54-56.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1280" data-original-width="960" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFN7n1R0vehH2QbK7gyK-7_4yn4pXZu_o6EmABv-TjOoDOejcFFRaFp-X8ROxZWeMkxVU8nq6W2ri9KlryMih9dSt5mLj3WBd5sON-PgKcdtv4AdxKTbDEeQbxHvMgtdo2iFURaS0pe4uw/s320/photo_2020-03-28_22-54-56.jpg" width="240" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br /></td></tr>
</tbody></table>
</center>
<ol>
<li>Paha ayam potong rica 2 kg (64.000)</li>
<li>Sayap ayam 3 kg (84.000)</li>
<li>Dada ayam 1 kg (32.000)</li>
<li>Dada ayam Fillet 1 kg (46.000)</li>
<li>Ceker 1/4 kg (4.000)</li>
<li>Cumi 1 kg (80.000)</li>
<li>Lele 2 kg (46.000)</li>
<li>Mujaer 5 ekor (gratis, dapet dari budhe karena abis panen Alhamdulillahπ)</li>
<li>Tempe 2 bungkus (5.000)</li>
<li>Tahu kuning isi 10 (5.000)</li>
<li>Kangkung 1 ikat (2.500)</li>
<li>Daun bawang (3.000)</li>
<li>Seledri (2.000)</li>
<li>Wortel 1/4 kg, cabe merah keriting 1/4 kg, cabe hijau 1 ons, bawang merah 1/2 kg, bawang putih 1 ons, kacang tanah 1/4 kg (58.000)</li>
<li>Saori saos tiram 2 botol kecil, saos sambal 2 botol kecil, saos tomat 1 botol kecil, tepung tapioka 500 gr, ragi instan 50 gr, soda kue 50 gr, susu dancow bubuk 1 sachet (46.000)</li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
Untuk tepung tapioka, ragi instan, soda kue sama susu bubuknya memang kelupaan buat difoto karena bukan bagian dari alat tempur aku di dapur wkwk (a.k.a pesenannya Ais dan Azizah). Terus ini total keseluruhannya itu 477.500 yah, rencananya buat 7 hari. Kelihatannya emang kayak banyak banget belanjaannya, tapi percayalah ini aja kadang nggak cukup gitu karena buat 6 orang yang makannya Masya Allah luar biasa π Tapi lumayan lah, sedikit menghemat karena masak terus setiap hari dan Insya Allah lebih sehat juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat, yah π</div>
<div>
<span class="fullpost">
</span></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-68682159330626878462020-03-27T20:26:00.001+07:002020-03-27T20:26:53.907+07:00Dalgona Coffee<div class="separator" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiye4sR8-mYvQnun1PJea_aH-Sz7DeXi0Nnywdk8EOjc_F4tymZ9fW0g5ccueS3umCxOyKtdP1TEnWJ_CspjN1av_qNYwEFHu6oTYxwGVSH0E2KXsuG8bfSvt_lR0XOiniyvtSnVd3Qaq2Z/s1600/photo_2020-03-27_20-07-18.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1071" data-original-width="540" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiye4sR8-mYvQnun1PJea_aH-Sz7DeXi0Nnywdk8EOjc_F4tymZ9fW0g5ccueS3umCxOyKtdP1TEnWJ_CspjN1av_qNYwEFHu6oTYxwGVSH0E2KXsuG8bfSvt_lR0XOiniyvtSnVd3Qaq2Z/s400/photo_2020-03-27_20-07-18.jpg" width="201" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti orang-orang yang mulai menggunakan hastag #DiRumahAja, kali ini Ais dan Azizah ngajakin nyoba bikin Dalgona Coffee yang lagi viral itu. Katanya udah mulai bosan di rumah dan pengen menghabiskan waktu buat bikin sesuatu yang baru setiap harinya. Untung bahannya mudah dicari dan bisa dipesan pakai klikindomart, gratis ongkir lagi *bukan promo wkwk. Jadi nggak perlu sering-sering keluar rumah karena pakai aplikasi ini pun pesanan kita bisa diantar kapan saja.<br />
<br />
Penasaran nggak cara bikinnya gimana? Gampang banget kok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan yang dibutuhkan itu cuma :</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 sdm nescafe classic</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 sdm gula pasir</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 sdm air panas</div>
<div style="text-align: justify;">
- es batu</div>
<div style="text-align: justify;">
- ultramilk full cream</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Cara membuatnya :</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Masukkan 2 sdm nescafe classic, gula pasir dan air panas, lalu kocok sampai berubah warna dan teksturnya jadi lebih <i>creamy</i>.</li>
<li>Masukkan es batu dan ultramilk sesuai selera. Di sini aku pakai 3/4 gelas.</li>
<li>Tuang adonan yang sudah bertekstur creamy tadi ke atas susu. Dan jadi deh Dalgona Coffeenya!</li>
</ol>
<br />
Gampang banget kan? Emang gampang banget. Yang biasanya mereka bolak-balik minta bantuan ini itu dan bertanya banyak hal, kali ini mereka langsung kayak sulap aja gitu minumannya tiba-tiba udah jadi karena saking gampangnya. Dan rasanya pun enak pakai banget. Pokoknya kalian harus nyobain deh!<br />
<br />
Selamat mencoba dan semoga suka, ya π</div>
<br />
<br />
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-30682925004779877052020-03-17T08:58:00.000+07:002020-03-17T08:58:00.514+07:00#ShopAndCook Selasa, 17 Maret 2020<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Minggu ini belanjanya di hari Selasa dan pakai aplikasi Beceer lagi, karena Sabtu kemarin Pak Suami pergi ke Batang dan dua hari kemarin memang sedang tidak bisa pergi ke tempat yang ramai. Belanjaannya juga lebih banyak dari biasanya karena memang lagi pengen menunya lebih bervariasi dan juga Kamis atau Jumat besok Insya Allah rumah bakal ramai karena adanya kebijakan <i>lockdown</i>. Semoga Allah melindungi kita semua..</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oke, langsung saja ya. Ini <i>list</i> belanjaan minggu ini :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLuvjvUQBUW069KrYP-FVroqcokNjF0jxaple1tusBLoLiTJ8f_suWM-HQ_gJcO7uBxLh5fP1EFc4aABYwLGtDJDnLuytjqObjN_jddL-NQL8_Pyd5EVeyxULietaFu4mGIt-441eHnVav/s1600/photo_2020-03-17_08-33-43.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLuvjvUQBUW069KrYP-FVroqcokNjF0jxaple1tusBLoLiTJ8f_suWM-HQ_gJcO7uBxLh5fP1EFc4aABYwLGtDJDnLuytjqObjN_jddL-NQL8_Pyd5EVeyxULietaFu4mGIt-441eHnVav/s1600/photo_2020-03-17_08-33-43.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
1. Bawang Putih 1/4 kg (14.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
2. Bawang Merah 1/2 kg (22.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
3. Wortel 1/4 kg (5.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
4. Jahe 1/4 kg (18.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
5. Lengkuas 1/4 kg (5.500)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
6. Bihun Jagung 70 gr (4.500)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
7. Kecambah 1 pack (4.500)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
8. Daging Sapi 1 kg (126.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
9. Sayap Ayam 1/2 kg (22.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
10. Dada Ayam 1/2 kg (22.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
11. Paha Bawah Ayam 3/4 kg (33.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
12. Ceker Ayam 1/2 kg (15.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
13. Cumi 600 gr (45.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
14. Pisang Kepok 1 Sisir (26.000)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
15. Telor Ayam 1 kg (29.500)</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Telor ayamnya memang nggak ada di gambar karena kelupaan nggak kefoto π Lalu bahan-bahannya juga belum sepenuhnya selesai diberesin jadinya masih diplastikin gitu. Dan beli pisang kepok karena Azizah minta dibikinin pisang goreng udah dari sebulan yang lalu tapi belum kesampaian terus. Dan total belanjaan minggu ini sebanyak 392.000 yah, lebih banyak dari minggu-minggu sebelumnya π Tapi bahan-bahan ini bisa buat 7-9 hari ya, nggak kayak minggu-minggu sebelumnya yang cuma 5-6 hari aja wkwk.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Oiya, di <i>list</i> belanjaan ini memang nggak ada sayuran hijaunya karena masih ada buncis dan kangkung 1 ikat sisa minggu kemarin dan niatnya beberapa hari ini mau masak makanan yang berkuah aja kayak sop gitu, jadinya minim dedaunan yang hijau. Tapi Insya Allah tetap bergizi kok.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
Semoga bermanfaat!</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-14041344233781473412020-03-12T14:27:00.000+07:002020-03-12T14:27:43.699+07:00Sop Buntut<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAu3T_3bg2_mnxILorfGqaYLi5R8bzdXEGEjlzPnan0gLRPH4AK9fTupIA6cy1R5d4ZrFppD9UdroxBL8GuMzAb3smhPKOqZkQ1-P3gAOXbDJ6UBQk3womljJtGEWMSJXCkFPMDU8EDGXU/s1600/photo_2020-03-12_14-00-57.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAu3T_3bg2_mnxILorfGqaYLi5R8bzdXEGEjlzPnan0gLRPH4AK9fTupIA6cy1R5d4ZrFppD9UdroxBL8GuMzAb3smhPKOqZkQ1-P3gAOXbDJ6UBQk3womljJtGEWMSJXCkFPMDU8EDGXU/s1600/photo_2020-03-12_14-00-57.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Menu makanan hari ini sop buntut ala aku karena pakai bumbu seadanya. Gara-gara bawang bombay lagi kosong di pasar dekat rumah dan kalaupun ada harganya mahal banget, bisa sampe 31.000 sekilo (cuma dapat 3-4 buah), jadinya sop kali ini tanpa bawang bombay. Terus jahe sama kayu manisnya juga lagi habis, jadi bahan yang ini juga diskip. Tapi pakai bumbu kayak gini juga udah cukup kok. Oh iya resep ini juga bisa dipakai buat bikin sop-sop yang lainnya loh, kayak sop daging dan sop tetelan. <i>So</i>, Langsung saja ya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
- Buntut sapi 1/2 kg</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 buah wortel, potong agak tebal</div>
<div style="text-align: justify;">
- Daun bawang dan seledri sekucupnya</div>
<div style="text-align: justify;">
- 6 buah cabai rawit domba</div>
<div style="text-align: justify;">
- 5 siung bawang merah, iris tipis-tipis</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 siung bawang putih, iris tipis-tipi</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 butir cengkeh</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1/4 biji pala, geprek</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 butir kapulaga</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 butir bunga lawang</div>
<div style="text-align: justify;">
- garam, gula, kaldu jamur</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Membuat :</div>
<div style="text-align: justify;">
- Rebus buntut sapi sebentar untuk menghilangkan lemak dan sisa kotoran, lalu tiriskan. Atau bisa juga buntutnya di<i>pan-seared</i> terlebih dahulu agar kuahnya tidak terlalu keruh.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Panaskan air hingga mendidih, lalu masukkan buntut sapi.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Tumis bawang merah, bawang putih, cengkeh, pala, kapulaga, dan bunga lawang sampai harum, lalu campurkan bumbu ke dalam panci.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Tunggu hingga buntut sapi empuk, lalu tambahkan garam, gula dan kaldu jamur sesuai selera. Koreksi rasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Setelah bumbu dirasa cukup, masukkan wortel dan tunggu hingga setengah empuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Masukkan daun bawang, seledri dan cabe rawit domba. Aduk-aduk sebentar, lalu matikan api.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Sop buntut siap dihidangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
---</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, masak buntut sapi ini sebenarnya agak <i>tricky</i>. Karena daging di buntut sapi itu teksturnya sedikit keras, jadi perlu waktu yang lama biar buntutnya empuk. Jadi kalau kalian punya presto, buntut sapinya bisa dipresto dulu sebentar sekitar 7 menitan dari pertama kali prestonya bunyi. Tapi kalau nggak punya presto juga nggak apa-apa, bisa direbus 1-2 jam tergantung tekstur asli si buntutnya. Kalau aku tadi, karena prestonya udah dihibahin ke orang lain, jadilah buntutnya direbus sama bumbu-bumbunya itu selama kurang lebih 1,5 jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh iya, untuk sayurannya juga bisa ditambahin kok. Kayak di resto-resto gitu kan ada yang pakai kentang, buncis, sama wortel. Tapi kalau aku, berhubung dari dulu kalau masak jenis sop kayak gini tuh cuma suka pakai wortel, jadilah sayurnya cuma pakai wortel aja hehe. Tapi ini aja udah endeus banget lah! *iyalah kan aku yang masak wkwk*</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat mencoba! π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-86727363269632232172020-03-09T13:39:00.000+07:002020-03-09T13:39:22.157+07:00Rica-Rica Ayam<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0S4yMiiR1DYWzxqjyIMUJHBg8Jk_ccp__-6WEAZQrVqZSw8jmVIr-oID_A0-sZNdBzmRIYYPbOEFTV6kkDomgBzAQTd4vZVZUo2mfanrKdo7-kacFpBQa8Vwc8rG2tKim9LPHtshHd8TD/s1600/photo_2020-03-09_13-15-16.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0S4yMiiR1DYWzxqjyIMUJHBg8Jk_ccp__-6WEAZQrVqZSw8jmVIr-oID_A0-sZNdBzmRIYYPbOEFTV6kkDomgBzAQTd4vZVZUo2mfanrKdo7-kacFpBQa8Vwc8rG2tKim9LPHtshHd8TD/s1600/photo_2020-03-09_13-15-16.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari ini masak rica-rica ayam ala aku. Tertarik bikin rica-rica ini karena waktu lebaran tahun lalu dibawain rica-rica enthok sama budhe dan jadi menu favorit di rumah. Tapi karena ini dimakan cuma berdua sama Pak Suami, jadi resepnya aku modifikasi sedikit biar kerasa lebih pedas dan tampilannya juga lebih merah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan :</div>
<div style="text-align: justify;">
- Paha Ayam 1 kg (minta dipotong rica-rica)</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 Jempol Lengkuas (memarkan)</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 Lembar Daun Salam</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 Lembar Daun Jeruk (robek-robek)</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 Batang Serai (memarkan)</div>
<div style="text-align: justify;">
- Garam, Gula, Penyedap Rasa, Air</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bumbu Halus :</div>
<div style="text-align: justify;">
- 5 bh Cabe Merah Besar</div>
<div style="text-align: justify;">
- 15 bh Cabe Merah Keriting</div>
<div style="text-align: justify;">
- 5 bh Cabe Rawit Domba</div>
<div style="text-align: justify;">
- 10 Siung Bawang Merah</div>
<div style="text-align: justify;">
- 5 Siung Bawang Putih</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 Jempol Jahe</div>
<div style="text-align: justify;">
- 3 Ruas Kunyit</div>
<div style="text-align: justify;">
- 2 sdt Ketumbar</div>
<div style="text-align: justify;">
- 1 sdt Merica</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Membuat :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Haluskan bumbu, lalu tumis sampai warnanya sedikit berubah.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Masukkan lengkuas, daun salam, daun jeruk, dan serai. Aduk rata.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Jika bumbu sudah mulai wangi, masukkan ayam yang sudah dicuci bersih, lalu aduk-aduk sampai bumbu tercampur rata.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Beri sedikit garam, gula, dan penyedap rasa sesuai selera. Kalau bisa jangan terlalu banyak, nanti diakhir tinggal dikoreksi rasanya agar tidak terlalu asin atau terlalu manis.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Tambahkan air hingga ayam terendam dan tunggu hingga air menyusut dan bumbu meresap sambil sesekali diaduk.</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Rica-rica siap dihidangkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
---</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gampang banget kan? Oh iya, sebenarnya kalau tidak mau pakai gula dan penyedap rasa pun tidak apa-apa. Kadang aku bikinnya juga tanpa gula dan penyedap, cukup pakai garam saja rasanya udah enak. Dan kalau mau warnanya nggak begitu merah dan rasanya nggak begitu pedas, cabai rawit atau cabai merah keritingnya bisa dikurangin. Terus tinggal tambahin bawang merah sama bawang putihnya. Soalnya resep aslinya cabainya cuma sedikit, yang banyak di bawangnya. Dan tekstur bumbu rica-ricanya pun bisa dimodif sesuai selera. Kalau suka yang kering, ya tinggal dimasak lebih lama sambil diaduk-aduk biar bumbunya nggak gosong. Tapi kalau aku dan Pak Suami sukanya yang bumbunya masih basah, biar enak buat campuran nasi hangat π</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selamat mencoba!</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-12195820975163956132020-03-07T22:50:00.000+07:002020-03-07T22:50:54.319+07:00#ShopAndCook Sabtu, 7 Maret 2020<div style="text-align: justify;">
Sabtu ini nggak ke pasar dulu karena lagi nyoba aplikasi baru: Beceer. Kebetulan pendirinya salah satu teman yang memang dulu terkenal jago <i>ngoding</i> di SMK. Dan aplikasi ini bagus sih, karena selain proses pemesanannya yang gampang (mirip-mirip sama kalau lagi pesan makanan di aplikasi ojek online), juga harga yang ditawarkanpun murah-murah. Sesuai lah sama harga-harga di pasar. Kualitas sayurannya juga bagus-bagus, soalnya kalau nggak salah emang mereka ini udah punya mitra pasarnya sendiri, jadi kualitas mah udah nggak perlu diragukan lagi. te o pe be ge te lah pokoknya!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung aja ya, ini <i>list</i> belanjaan yang aku beli melalui aplikasi Beceer ini :</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9GXcxMfKNZ904jYEgVYxuxS-UsIWAIxB0BatQqkNkMVEcSUnFmAe3XE8PBP9AiOG_JrO3tBr1qvzvDTwDLH8wbd1qhishbs2wLQhMmZePU5Tyy8JB4LxbzF5STxcewQkPzNCMYxL5PM8c/s1600/photo_2020-03-07_14-49-23.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="960" data-original-width="1280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9GXcxMfKNZ904jYEgVYxuxS-UsIWAIxB0BatQqkNkMVEcSUnFmAe3XE8PBP9AiOG_JrO3tBr1qvzvDTwDLH8wbd1qhishbs2wLQhMmZePU5Tyy8JB4LxbzF5STxcewQkPzNCMYxL5PM8c/s1600/photo_2020-03-07_14-49-23.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Daun Bawang & Seledri (6.000)</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kangkung (3.500)</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Serai (2.500)</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Buncis 1/2 kg (7.000)<br />
5. Pakcoy (5.500)<br />
6. Tempe Besar (6.500)<br />
7. Bawang Merah 1/4 kg (9.500)<br />
8. Cabai Merah Keriting 1/4 kg (15.000)<br />
9. Buntut Sapi 1/2 kg (46.000)<br />
<br />
Totalnya 101.500. Tapi kebetulan di foto itu, bawang merah sama serainya kelupaan buat difoto π Sebenarnya di aplikasi ini juga ada pilihan ayamnya, tapi berhubung aku kalau beli ayam agak ribet dan banyak maunya, jadinya aku beli ayam di tukang potong ayam deket rumah. Terus searah jalan pulang, nyempetin diri mampir di warung buat beli kebutuhan lainnya. <i>List</i>-nya kurang lebih kayak gini :<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Paha Atas 1 kg + Sayap 1/2 kg + Paha Bawah 1/2 kg (63.500)<br />
2. Telur 1 kg (28.000)<br />
3. Daun Salam (2.000)<br />
4. Daun Jeruk (2.000)<br />
5. Kelapa Parut 1/2 Butir (4.000)<br />
<br />
Buat paha atasnya kayak biasa aku minta buat dipotong rica-rica. Baru absen seminggu dan Pak Suami udah minta dibikinin ayam rica-rica lagi. Nggak tanggung-tanggung, mintanya sekilo sekalian π Buat paha bawahnya rencana mau dibikin opor ayam, <i>request</i>-an dari Pak Suami lagi, makanya beli kelapa parut (sebenarnya dulu seringnya pakai santan instan, tapi nggak tahu kenapa akhir-akhir ini kalau bikin makanan bersantan lebih suka pakai kelapa parut). Kalau sayap mau bikin <i>chicken wings</i> ala Taiwan gitu. Terus daun salam sama daun jeruk masing-masing 2.000 itu bisa dipakai buat persediaan selama lebih dari dua minggu, karena kalau dipetikin dan ditaruh di <i>freezer</i> itu bisa nggak gampang kering. Kalau telur emang dari dulu suka sekali beli langsung sekilo buat stok di rumah.<br />
<br />
Jadi total belanjaan minggu ini itu 201.000 dan itu bisa buat 5 hari yah, karena buat hari keenamnya masih ada stok dada ayam 1/2 kg yang rencananya mau dibikin tumis ayam buat besok. Semoga bermanfaat π<br />
<br />
---</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
Ternyata mengistiqomahkan diri untuk menulis beginian tiap minggu itu susah banget ya :' Tapi nggak apa-apa, bismillah kita biasakan pelan-pelan saja..</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-42104790436079685632020-02-20T15:21:00.000+07:002020-02-20T15:21:32.936+07:00#ShopAndCook Sabtu, 15 Februari 2020<div style="text-align: justify;">
<div>
Alhamdulillah, akhirnya semingguan ini mulai masak lagi setelah bulan-bulan sebelumnya "puasa" masak dulu karena kebanyakan jalan-jalan π</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ngeliat teman-teman yang udah menikah dan posting daftar belanjaan beserta menu-menu masakannya bikin aku jadi pengin ikutan ngelist belanjaan kayak postingan yang pernah aku tulis di <a href="http://afiifahizzah.blogspot.com/2019/07/foodpreparation-ala-ala.html">sini</a>. Tapi maunya nulis di blog aja karena belum pede nulis di IG wkwk. <i>So</i>, langsung aja ke daftar belanjaan Sabtu kemarin ya <i>guys </i>π</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Rinciannya:</div>
<div>
<ol>
<li>Cumi 1/2 kg (32.000)</li>
<li>Daging Sapi Sandung Lamur 1/2 kg (68.000)</li>
<li>Dada Ayam 1/2kg + Paha Ayam 1 kg (33.000)</li>
<li>Telur 1 kg (27.000)</li>
<li>Mangga 3 Buah (14.000)</li>
<li>Sayur-Sayuran (40.000)</li>
</ol>
<div>
<br /></div>
Untuk sayur-sayurannya, itu aku beli:</div>
<div>
<ol>
<li>Pokcoy 3 Ikat</li>
<li>Kangkung 1 Ikat</li>
<li>Buncis 1 Bungkus (nggak tahu berapa ons isinya wkwk tapi banyak banget, bisa buat 3-4 hari makan)</li>
<li>Lengkuas 1 ons</li>
<li>Wortel 1/4 kg</li>
<li>Kol 1/2 Buah</li>
<li>Daun Bawang + Seledri 1 Ikat</li>
<li>Cabe Merah Keriting 1/4 kg</li>
<li>Tempe 1 Papan</li>
<li>Tahu Kuning 1 Bungkus (isinya 5 buah gede-gede)</li>
</ol>
<div>
<br /></div>
Sebenarnya totalnya bukan 40.000 pas, tapi sama ibu-ibunya didiskon biar bulet aja katanya (Alhamdulillah, makasih ya bu π). Oh iya, paha ayamnya juga setengahnya aku minta dipotong kecil-kecil seukuran rica-rica gitu, sama setengahnya lagi dipotong biasa. Dada ayamnya juga aku minta dilepasin dari tulang-tulangnya soalnya aku mau bikin ayam suwir pedas, jadi biar gampang aja gitu pas masaknya.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Dan Sabtu kemarin memang belanjanya nggak begitu banyak, karena masih punya stok sayap ayam 1/2kg, cabe rawit domba 1/4kg, cabe hijau 1/4kg, cabe rawit kecil 1/4kg, dan beberapa pendukung kayak bawang merah, bawang putih, daun jeruk, daun salam, jahe, kunyit, kencur, dan lengkuas. Emang sekarang lagi banyak nyetok cabe-cabean karena Pak Suami lagi suka banget dimasakin makanan yang pedas-pedas wkwk. Penginnya sih ikutan post gambar-gambar belanjaannya ditambah hasil masakannya, tapi udah keburu diolah dan baru ingetnya sekarang pas bahan masakannya udah mulai menipis π</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Terus dari daftar belanjaan itu, beberapanya udah habis karena bikin:</div>
<div>
<ol>
<li>Oseng Cumi Pedas (ini terinspirasi dari sambal cumi sebenarnya, cuma karena pakainya bukan cumi asin, jadinya oseng-osengan aja wkwk)</li>
<li>Sayur Buncis Telor (udah buat dua hari karena ini sayur kesukaan Pak Suami Alhamdulillah)</li>
<li>Oseng Tahu</li>
<li>Rica-Rica Ayam (Alhamdulillah ini pertama kali bikin rica-rica pakai resepnya budhe, dan malah jadi favoritnya Pak Suami. Jadi minta dibikinin lagi buat minggu depan)</li>
<li>Sop Daging (nyobain bikin sop daging kayak di restoran-restoran gitu, dan Alhamdulillah rasanya nggak kalah jauh π *pede wkwk)</li>
<li>Oseng Tempe Pedas</li>
<li>Dadar Mie (bikin ini gara-gara lagi keinget kalau dulu sering dibikinin dadar mie sama Ummi pas pulang mudik, jadi pengin nostalgia hehe)</li>
<li>Nasi Goreng Telur Mentega (ini juga karena lagi inget nasi goreng buatan Ummi hehe)</li>
<li>Tumis Pokcoy Saus Tiram</li>
</ol>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Oh iya, total keseluruhan belanja Sabtu kemarin itu 214.000. Lumayan banget buat ngehemat karena biasanya kalau beli lauk buat berdua seharian itu bisa sampai 70 ribu lebih sendiri. Itu pun porsinya sedikit banget. Kalau dikali 6 aja kan udah 420.000 gitu (karena biasanya aku punya satu hari buat libur masak hehe). Sedangkan ini porsinya melimpah, sampai Pak Suami pernah sekali makan itu dua kali nambah dan masih cukup buat kami berdua tiga kali makan dalam sehari wkwk.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sekiaaan. Semoga bermanfaat yah π</div>
</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-33916856394553309312019-10-13T23:34:00.002+07:002019-10-13T23:34:27.996+07:00ummi, kangen...<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-64590246938307430492019-08-20T17:12:00.001+07:002019-08-20T18:29:14.040+07:00My Dearest Gift<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-a6glQlDGn26wpa5KTt4jlIMmCxj0bzhv9p-Ts3CJl0scHGWUWobj6Mo25U2l0ys3XyS4FDwu8jx3a_axAXSPUjNhuU2YHCEITsqdNtnINSLEbGZuiX2gp3XiRSEtA141AJwAlyXianne/s1600/IMG_20190819_200920.jpg" imageanchor="1"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1600" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-a6glQlDGn26wpa5KTt4jlIMmCxj0bzhv9p-Ts3CJl0scHGWUWobj6Mo25U2l0ys3XyS4FDwu8jx3a_axAXSPUjNhuU2YHCEITsqdNtnINSLEbGZuiX2gp3XiRSEtA141AJwAlyXianne/s1600/IMG_20190819_200920.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
17 Agustus 2019, sekitar jam sepuluhan. Tiba-tiba Pak Suami ngasih cokelat yang diikat berbarengan dengan surat yang isinya puitis-puitis lucu gitu. Makasih, mas :) Mungkin dikasih lebih awal karena besoknya harus ke Jakarta untuk urusan dinas.<br />
<br />
Duh, aniversary malah ldr ya :')</div>
Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-1000569251000570432019-08-17T22:34:00.002+07:002019-08-17T22:34:36.010+07:00Semua yang tertulis, adalah harapan. Harapan yang diharap-harap dapat menjadi kenyataan.<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7982445450582037012.post-24386576105646661802019-08-04T22:23:00.001+07:002019-08-04T22:23:24.949+07:00Random Talk<div style="text-align: justify;">
Dua minggu kemarin lumayan sibuk kesana-kemari buat beli kebutuhan ospek dan kuliah Ais. Dari pagi sampai sore. Panas-panasan. Antri dimana-mana. Tapi Alhamdulillah setelah tiga hari, semuanya lengkap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senin kemarin otw ke Jakarta naik kereta, berdua sama Ais. Karena Abi dan Ummi nggak memungkinkan untuk balik ke Purwokerto dulu (posisi awal di Cirebon), jadinya bawaannya cukup banyak. Keretanya juga penuh entah kenapa. Dan karena sempat nggak dapat rak bagasi terus mungkin bapak-bapak di sebelah kami kasihan ngelihat kami yang duduknya kesempitan, jadilah satu tas tentengan kami dioper ke bapak-bapak yang posisi duduknya jeda dua kursi di belakang. Pas mau turun pun, aku baru noleh sedikit langsung diambilin tasnya. Duh, makasih, Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jeda sehari, di hari selasanya nganterin Ais ke IPB buat registrasi Asrama. Karena banyak hal, jadi yang nganter ke Asrama dari parkiran cuma aku. Lalu sepanjang jalan aku dikira maba juga wkwk. Selebaran yang dikasih selalu dua. Bahkan pas masuk asrama pun salah satu maba di situ nyeletuk, "wah, langsung dua sekaligus yang datang" yang setelahnya disaut sama Ais, "ini kakak aku" wkwkwk. Jadi bahagia deh :) Lalu sorenya mungkin karena Abi ngerasa bersalah dan kasihan karena aku capek abis dorong-dorong koper dan tas tentengan besar cukup jauh, jadinya sore-sore gitu dibeliin es podeng. <i>Fyi</i>, es podeng itu jajanan yang selalu aku cari ke Jakarta, sampai langganan gitu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Besoknya, Ummi sedikit ngedrop karena kecapekan. Lalu aku diminta untuk pulangnya Jumat sorenya aja sama Abi dan Ummi setelah sebelumnya berniat untuk pulang naik kereta sendiri. Lalu tiba-tiba Ummi kangen sama Ais. Jadinya pas Kamis Ais kembali dijemput. Nggak sama Abi, tapi sama aku dan istri adiknya Abi. Kebetulan Om dan Tante ini tinggalnya di Jakarta juga, dan anak pertamanya pun satu angkatan sama Ais di IPB. Jadinya hari Kamis itu, kami kembali menjemput mereka berdua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamis dan Jumat aku pergi-pergi terus sama Ais. Kebetulan ada kebutuhan tambahan yang diberitahunya dadakan. Naik motor, dan jadi inget dulu sering bolak-balik Ragunan-Utan Kayu atau Ragunan-Slipi sewaktu masih kerja di Jakarta dengan motor yang sama. Jadi kangen, eh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jumat sorenya kami pulang. Ais dianter ke rumah Om untuk dititipkan karena Abi tidak bisa meRIngantar kembali ke IPB. Lalu disepanjang jalan, kondisinya lumayan ramai. Jakarta-Purwokerto ditempuh selama 8.5 jam. Duduk di kursi depan dan harus terus terjaga biar Abi nggak kesepian. Ngomongin banyak hal meski nggak begitu penting, seperti kenapa ada Lingkar Dalam dan Lingkar Luar, atau arti lampu sen bus kalau lagi di jalan. Tapi Alhamdulillah sampai dengan selamat meski agak capek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sabtunya belum bisa beristirahat karena harus menjaga Ummi. Abi masih tepar karena baru bisa tidur paginya. Tapi siangnya Budhe datang jadi bisa tidur satu jam. Tugas rumah tangga jadi dibagi dua dengan Suami. Alhamdulillah jadi tidak keteteran. Makasih, Mas :) Lalu seharian Ais juga cerita pengalaman dia pas lagi pra ospek. Katanya capek banget.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Minggunya lebih longgar karena Ummi sudah baikan. Dan sorenya Ais ngabarin kalau abis mati lampu sampai sinyalnya nggak ada (<i>fyi</i>, di Purwokerto Alhamdulillahnya nggak mati). Di grup kelas dan keluarga besar juga ramai bilang mati lampu, sampai Cirebon segala. Sempat dijelaskan juga sama Suami akibat yang mungkin akan terjadi kalau penanganan listrik mati ini tidak segera diatasi. Dan itu lumayan besar. Semoga semua baik-baik saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
-----</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak hal terjadi beberapa minggu ini. Tapi terlalu banyak untuk diceritakan.</div>
<span class="fullpost">
</span>Unknownnoreply@blogger.com