Published Selasa, Agustus 20, 2019 by Hannan Izzaturrofa

My Dearest Gift

17 Agustus 2019, sekitar jam sepuluhan. Tiba-tiba Pak Suami ngasih cokelat yang diikat berbarengan dengan surat yang isinya puitis-puitis lucu gitu. Makasih, mas :) Mungkin dikasih lebih awal karena besoknya harus ke Jakarta untuk urusan dinas.

Duh, aniversary malah ldr ya :')
Read More
Published Sabtu, Agustus 17, 2019 by Hannan Izzaturrofa

Semua yang tertulis, adalah harapan. Harapan yang diharap-harap dapat menjadi kenyataan. Read More
Published Minggu, Agustus 04, 2019 by Hannan Izzaturrofa

Random Talk

Dua minggu kemarin lumayan sibuk kesana-kemari buat beli kebutuhan ospek dan kuliah Ais. Dari pagi sampai sore. Panas-panasan. Antri dimana-mana. Tapi Alhamdulillah setelah tiga hari, semuanya lengkap.

Senin kemarin otw ke Jakarta naik kereta, berdua sama Ais. Karena Abi dan Ummi nggak memungkinkan untuk balik ke Purwokerto dulu (posisi awal di Cirebon), jadinya bawaannya cukup banyak. Keretanya juga penuh entah kenapa. Dan karena sempat nggak dapat rak bagasi terus mungkin bapak-bapak di sebelah kami kasihan ngelihat kami yang duduknya kesempitan, jadilah satu tas tentengan kami dioper ke bapak-bapak yang posisi duduknya jeda dua kursi di belakang. Pas mau turun pun, aku baru noleh sedikit langsung diambilin tasnya. Duh, makasih, Pak.

Jeda sehari, di hari selasanya nganterin Ais ke IPB buat registrasi Asrama. Karena banyak hal, jadi yang nganter ke Asrama dari parkiran cuma aku. Lalu sepanjang jalan aku dikira maba juga wkwk. Selebaran yang dikasih selalu dua. Bahkan pas masuk asrama pun salah satu maba di situ nyeletuk, "wah, langsung dua sekaligus yang datang" yang setelahnya disaut sama Ais, "ini kakak aku" wkwkwk. Jadi bahagia deh :) Lalu sorenya mungkin karena Abi ngerasa bersalah dan kasihan karena aku capek abis dorong-dorong koper dan tas tentengan besar cukup jauh, jadinya sore-sore gitu dibeliin es podeng. Fyi, es podeng itu jajanan yang selalu aku cari ke Jakarta, sampai langganan gitu.

Besoknya, Ummi sedikit ngedrop karena kecapekan. Lalu aku diminta untuk pulangnya Jumat sorenya aja sama Abi dan Ummi setelah sebelumnya berniat untuk pulang naik kereta sendiri. Lalu tiba-tiba Ummi kangen sama Ais. Jadinya pas Kamis Ais kembali dijemput. Nggak sama Abi, tapi sama aku dan istri adiknya Abi. Kebetulan Om dan Tante ini tinggalnya di Jakarta juga, dan anak pertamanya pun satu angkatan sama Ais di IPB. Jadinya hari Kamis itu, kami kembali menjemput mereka berdua.

Kamis dan Jumat aku pergi-pergi terus sama Ais. Kebetulan ada kebutuhan tambahan yang diberitahunya dadakan. Naik motor, dan jadi inget dulu sering bolak-balik Ragunan-Utan Kayu atau Ragunan-Slipi sewaktu masih kerja di Jakarta dengan motor yang sama. Jadi kangen, eh.

Jumat sorenya kami pulang. Ais dianter ke rumah Om untuk dititipkan karena Abi tidak bisa meRIngantar kembali ke IPB. Lalu disepanjang jalan, kondisinya lumayan ramai. Jakarta-Purwokerto ditempuh selama 8.5 jam. Duduk di kursi depan dan harus terus terjaga biar Abi nggak kesepian. Ngomongin banyak hal meski nggak begitu penting, seperti kenapa ada Lingkar Dalam dan Lingkar Luar, atau arti lampu sen bus kalau lagi di jalan. Tapi Alhamdulillah sampai dengan selamat meski agak capek.

Sabtunya belum bisa beristirahat karena harus menjaga Ummi. Abi masih tepar karena baru bisa tidur paginya. Tapi siangnya Budhe datang jadi bisa tidur satu jam. Tugas rumah tangga jadi dibagi dua dengan Suami. Alhamdulillah jadi tidak keteteran. Makasih, Mas :) Lalu seharian Ais juga cerita pengalaman dia pas lagi pra ospek. Katanya capek banget.

Minggunya lebih longgar karena Ummi sudah baikan. Dan sorenya Ais ngabarin kalau abis mati lampu sampai sinyalnya nggak ada (fyi, di Purwokerto Alhamdulillahnya nggak mati). Di grup kelas dan keluarga besar juga ramai bilang mati lampu, sampai Cirebon segala. Sempat dijelaskan juga sama Suami akibat yang mungkin akan terjadi kalau penanganan listrik mati ini tidak segera diatasi. Dan itu lumayan besar. Semoga semua baik-baik saja.

-----

Banyak hal terjadi beberapa minggu ini. Tapi terlalu banyak untuk diceritakan.
Read More