Published Minggu, April 29, 2018 by Hannan Izzaturrofa

Dingin dan Menyakitkan

Beberapa hari belakangan ini, entah apakah karena memang kota Jakarta yang sedang dingin-dinginnya oleh musim hujan yang airnya terus turun membasahi bumi; atau hanya daya tahan tubuh saya yang sedang melemah; saya jadi sering kedinginan. Yang biasanya saya harus tidur dengan kipas yang mengarah tepat ke tubuh saya, kali ini saya justru mematikan aliran listriknya; menggunakan selimut dari ujung kaki sampai kepala, lalu meringkuk sembari memeluk guling dengan erat.
Pun tidak ada bedanya dengan suasana kantor. Yang biasanya saya selalu merasa kepanasan meskipun suhu ruangan sudah diatur hingga angka enam belas; padahal saya sudah duduk persis di depan ac; kali ini saya justru sudah menggigil di angka dua puluh empat. Padahal, sepertinya kalau diingat-ingat ke belakang, maksimal suhu ruangan yang membuat saya nyaman adalah dua puluh dua, lebih satu angka saja sudah akan terasa panas.

Selain itu, saya tahu, bahwa saya pasti akan sakit perut setiap selesai minum susu rasa apapun selain rasa stroberi, tetapi saya terus saja meminumnya. Entah mengapa stok susu stroberi di warung-warung itu sedikit sekali, cepat habisnya. Namun, beberapa hari ini pun sepertinya perut saya juga sudah tidak sanggup menahan kesakitan itu. Karena nyatanya setelah meminum susu stroberi pun akhir-akhir ini saya juga merasakan sakit yang sama. Sakit sekali, melilit-lilit gitu.

Ah, saya jadi bingung dengan kondisi tubuh saya yang tidak karuan ini.


Catatan ini sengaja saya post beberapa hari setelahnya;
dan saya tulis sambil menahan sakit perut yang berlipat-lipat;
karena saya habis minum susu cokelat di hari pertama kunjungan.