Published Kamis, November 01, 2012 by

Tuluskah?

Hidup itu memang keras. Terkadang, seseorang bisa menjadi serigala berbulu domba. Atau bahkan, bisa menjadi pahlawan sambel, alias yang hanya datang dalam waktu yang singkat, namun juga akan pergi dalam waktu yang singkat pula. Kehidupan memang tidak bisa ditebak. Terlebih karena memang, hanya Allah lah yang mampu menentukan jalan kehidupan pribadi masing-masing.

Terkadang aku berpikir, tuluskah kasih sayang orang-orang yang berada di sekelilingku? Keluarga tidak termasuk di dalamnya ya, karena aku yakin, sejahat apapun mereka, mereka pasti akan tulus menyayangiku. Yang aku maksud di sini adalah teman, sahabat, atau siapa saja yang mengaku-ngaku menyayangiku selama ini. Bukan apa-apa, hanya saja, terkadang aku merasa mereka hanya berada di sampingku ketika aku senang, dan akan berlomba-lomba untuk menjauhiku ketika aku merasa membutuhkan mereka. Entahlah.

Aku bahkan pernah mengalami kenyataan pahit tentang bukti kasih sayang mereka. Aku memang seorang perempuan dengan segala sesuatunya yang serba lamban. Atau mungkin, lebih tepatnya, hampir segalanya aku lakukan dengan lamban dan hati-hati. Tapi ya, pandangan orang memang berbeda-beda. Tidak jarang, beberapa temanku membenci sikap lambanku yang memang selama ini menemani hari-hariku. Mungkin, bisa dibilang, aku juga termasuk orang dengan perilaku yang ribet. Jadi, tidak salah juga jika mereka membenci sikapku yang satu ini.

Tapi, yang menjadi pertanyaan, wajarkah jika mereka selalu membenci sikap lambanku? Bukankah, ketulusan itu akan muncul, jika kita tidak hanya menerima kelebihan seseorang, tetapi juga menerima kelemahannya? Aku sama sekali tidak mengerti. Bahkan, aku juga sering berpikir, bahwa mereka mendekatiku bukan karena memang tulus menyayangiku. Mereka mendekatiku, karena memang aku agaknya memiliki sedikit kelebihan yang memang mereka butuhkan. Entahlah, tetapi mereka akan selalu sabar menungguku ketika aku memang sedang menyelesaikan sesuatu yang memang menjadi kelebihanku.

Hmm.. Aku memang selama ini masih terus berharap, bahwa suatu saat nanti, ada seseorang yang memang benar-benar menyayangiku. Dia yang akan selalu membahagiakanku, atau bahkan menunjukkan kasih sayangnya setiap saat, tanpa aku minta, dan tanpa meminta balasan. Bahkan, mungkin dia akan terus menunjukkan kasih sayangnya, tidak hanya ketika memang aku sedang membutuhkannya. Entah itu kapan, tapi aku percaya, suatu saat nanti pasti seseorang yang aku tunggu itu akan datang dengan sendirinya. Aku percaya.

Ya, mungkin memang saat ini, kasih sayang itu hanya milik keluarga dan Tuhanku, Allah. Dia dan mereka yang selama ini memang menyayangiku dengan segenap ketulusan. Bahkan, kasih sayang itu datang dengan sendirinya tanpa aku minta. Subhanallah. Aku sangat menyayangi-Mu dan keluargaku...